-->
Menu
/
Kantin Caliandra High-School. 11:30 am.

“Itu muka apa serbet sist? Kucel banget ditekuk mulu.”
Hmmm...”
“Pulang nanti ke PIM yuk, kangen pancakenya Nanny’s Pavillon. How?”
“Males ah.”
“Lagi sakit gigi?”
“Nggak.”
“PMS? Sumbilangeun?”
“Nggak juga.”
“Viviaaaaaan elo kenapa sih? Lo kata gue jawaban soal isian singkat apa? Iya enggak iya enggak. Whaddup girl?

Duh Tuhan, nggak bisa apa ya ini anak anteng dikit sebentar aja?

Gara-gara insiden kedatangan Nara kemarin sore, gue jadi insom dan baru bisa tidur jam satu pagi.  For God Sake, All I need is sleep. Sayangnya berhubung edisi awal tahun ajaran baru gue mesti puas menatap Miss Bowie, guru matematika gue, yang asyik nerangin sederetan pohon toge slash integral dengan semangat 45nya yang sukses bikin gue migrain plus mual-mual. Makanya gue agak males buat nemenin Lita lunch di kantin. Sesuai perkiraan gue, hasilnya bakalan kayak gini nih, gue kelewat mager buat sekedar menjawab pertanyaan Lita yang udah kayak wartawan Insert Investigasi dan memilih menelungkupkan kepala gue di atas meja.

just three words. I . want . sleep.

“Carla Amalita, gue lagi pusing dan butuh tidur paling nggak 15 menit. So, jangan ganggu gue dalam waktu dekat. Oke?” kata gue tanpa bersusah payah menatap lawan bicara gue.

“Yah Vi, nggak seru ah lo. Yaudah deh gue pesen dulu ya. Lo mau nitip nggak?”

“Boleh deh Ta, lychee tea ya satu. Makasih cantik.” Kali ini gue tersenyum tipis dan menatap Lita sesaat sebelum balik ke alam mimpi.

“Dasar sleeping beauty, yaudeh deh selamat mengebo cantik Vi!” sayup-sayup gue masih bisa mendengar suara Lita.

FYI, jangan bayangkan kantin SMA gue kayak kantin SMA kebanyakan. Caliandra High School punya kantin yang sengaja diset untuk memenuhi kenyamanan siswa-siswinya. Makanya nggak heran kalau kursi kantinnya berupa sofa merah empuk berwarna merah yang dilengkapi dengan pillow cushion berbentuk hati berwarna putih. Kantin ini memang dominan merah dan putih. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Oke, abaikan jawaban gue yang seribu persen asal banget. Nggak lupa, beberapa air conditioner terpasang di beberapa spot di kantin ini.

Adem, pewe, homy. Juara banget kan kantinnya?

***

Kamu nggak mau maafin aku?

I try to call you everyday, but you reject it.
I try to send you an email, but you block my email address.
I try to send you a lot of message, but I know you never read it before you delete it.

What shud I do?

How shud I be?

Can I get my second chance?

You are my happy ending, my dearest enemy, a beautiful rainbow in my rainy day.

Vivian terpaku menatap selembar surat bersampul serial kesukaannya pada saat kecil, Alice in Wonderland. Surat yang disematkan pita berwarna merah maroon itu berisi barisan kalimat yang diberi judul My Confession di pojok kiri atasnya. Vivian memandang ke sekelilingnya dan tidak menemukan jawaban. Ia hanya sendirian, duduk di sebuah kursi yang terdapat di balkon dengan dominasi warna broken-white dengan view perkebunan mawar yang terhampar luas di hadapannya.

ARRGGHHHH!!!!

“Princess, Have you wake up?” sebuah sentuhan tangan yang  mengelus puncak kepala gue sukses membangunkan gue dari alam bawah sadar gue selama beberapa menit yang lalu.

Lita kemana?

Gue mengerjap-ngerjapkan mata sambil mengamati keadaan sekeliling. Shit, gue benar-benar ketiduran. Mana tadi sempet mimpi random lagi, tapi kok kerasanya kayak kenyataan ya?

“Nih minum dulu, lychee tea lo yang tadi es batu nya udah mencair makanya gue ganti yang baru.” Sesosok cowok berbehel tersenyum ke arah gue sambil menatap gue intens.

NARA?

Masih dengan terkaget-kaget gue menerima lychee tea yang disodorkan oleh Nara.

Wait? NARA???

“Kok elo bisa di sini sih? Sejak kapan lo sekolah di CHS?”

“Hahahaha...tampang lo Syaaa gemesin banget sih kalo lagi kaget gitu. As I said yesterday, gue mau menebus kesalahan gue selama ini. Masa lo lupa sih?  So, first step to make everything better is having same school with you.”

“Are you happy dahling?”

“SENENG PALE LO!!!” saking kesalnya gue nggak kuat buat memberikan hadiah berbentuk  jitakan di kepala gantengnya Nara. Geez, kapan sih narsis akutnya Nara bisa sembuh?

“Aww! Syaa ganas banget sih lo! Kalo gue benjol gimana? Masa ganteng-ganteng benjol sih kan nggak lucu. Bisa-bisa kegantengan gue berkurang belasan persen.”

Gue hanya menatap Nara dengan datar padahal aslinya gue udah nggak kuat untuk menahan tawa melihat ekspresinya. Nara tersenyum kecut sambil sedikit mengerucutkan bibirnya. Khasnya Nara banget kalo lagi kesal,

“Oiya, btw Lita titip salam sama elo abis nggak tega liat tidur lo yang pules banget. Berhubung pelatih cheers nggak bisa dateng dan elo yang kayaknya lagi kecapekan jadinya Lita yang ngehandle latihan cheers siang ini.”

“Jadi sleeping beauty kita udah balik ke reality nih. Untung ada gue, kalo nggak udah berapa banyak cowok yang mupeng ngeliat elo yang dalam posisi tidur aja masih tetep cantik.”

Vivian Tarisa Widjaja. Baru hari pertama masuk sekolah udah ada-ada aja kelakuan lo.

“Oh, yaudah gue cabut. Bye!” kata gue sambil berlalu dan meninggalkan Nara.

“Satu lagi, jangan coba-coba ganggu gue. Awas aja lo!” sebelum benar-benar meninggalkan kantin gue sempat melihat ekspresi menganga milik Nara yang dari tatapannnya sih terlihat Gila-nih-cewek-nggak-tahu-terima-kasih-banget-udah-bagus-gue-temenin-pas-dia-ketiduran-tadi.

I don’t care. It’s my life and he is not my business.

***

“Vivian, tunggu.”

Duh, siapa lagi sih yang ganggu gue? tinggal setengah jalan lagi menuju kelas dan tiba-tiba ada yang manggil nama gue. Dengan cepat gue pun membalikkan badan dan mencari pemilik suara yang membuat perjalanan gue menuju kelas mesti dipending dulu.

Dari arah berlawanan terlihat Kharis, Kharisio Reinaldy yang sedang berjalan ke arah gue dengan kedua tangan yang dimasukkan di saku celananya.

Ya Tuhan, mampus gue baru inget. Sambil memasang tampang innocent gue pun menyunggingkan senyum terbaik gue ke Ketua Osis Caliandra High School yang juga merupakan Most-Wanted-Boy di sekolah ini.

“Hallo Rey, kenapa?”

“Viviaaaan elo kemana aja sih? Kan tadi pagi gue udah  bilang kalo elo harus nemenin gue presentasi di depan anak baru. Kok lo malah ga nongol-nongol sih. Apa lo kelupaan. Eh, bentar. Jangan bilang lo baru dateng?”

Bukannya takut, gue justru mati-matian buat menahan tawa. Hahahaha Kharisio Reinaldy bisa marah juga toh, padahal selama ini imagenya cowok cool banget. Ngomong seperlunya, ngomel sebisanya.

Goodjob Rey, congrats ya! Abis liburan kayaknya kosa kata lo bertambah pesat deh. Buktinya sekarang elo cerewet banget.” Balas gue sambil menaik-turunkan alis untuk menggodanya.

“Sialan lo.” Rey meninju bahu gue pelan sambil tertawa kecil.

“Udah ah Vi jangan ngeledekin gue mulu, gue nggak mau tahu abis istirahat lo harus ikut gue ke Aula. Surat dispen lo udah gue bikinin kok. Pokoknya terima beres aja. Mengerti?”

“Siap pak ketos ganteng.” Kata gue setengah meledek sambil melakukan gerakan hormat ala upacara bendera.

FYI, Rey ini best friend gue banget yang juga merangkap sepupu gue. Makanya gue sih nggak takut buat bersikap seenaknya di depan dia. Dengan wajahnya yang ganteng dan kharismanya yang menguar, nggak salah kalau Rey masuk ke dalam top list Most Wanted Boy di Caliandra High School. Belum lagi Rey nggak pernah absen dari jajaran lima besar di rangking paralel.

Duh kok kesannya gue promosiin Rey banget sih? Yang ada tuh anak bakalan kegeeran kalo tahu.

“Btw elo balikan sama Nara Vi? Duhile, yang CLBK-an lengket banget sih kayak perangko, serasa dunia milik berdua ya? Tuh bulepotan sengaja ya masuk sekolah yang sama kaya elo?” kini giliran Rey yang berhasil bikin gue membulatkan bola mata gue.

Oh. Gawd. please. deh

Could you repeat once again?”

“Viviiii nggak usah jaim-jaim deh. Balik sekolah nggak mau tahu ya gue mau greenteanya Starbucks. Oke cantik?” kali ini Rey iseng menjawil dagu gue.

“Reeeeyyyyyy!!! Sotoy banget sih. Siapa juga yang balikan. Kenapa sih elo pake bahas dia-yang-nggak-perlu-disebut-namanya-lagi?” kata gue sebal sambil menghentakkan kaki gue di atas lantai marmer berwarna peach khas Caliandra High School.

Easy girl, tadi gue ketemu sama dia di koridor. Gue kirain siapa murid baru pindahan dari Jerman, kirain bule beneran gitu, kan asik bisa nambah koneksi temen luar negeri gue, eh taunya si mantan terindah lo itu HAHAHAHA.”

“Gue sempet ngobrol bentar kok sama Nara katanya dia abis nungguin lo yang ketiduran gitu. Duh, so sweet banget sih kalian.”

NARAAAAA awas aja lo. Meladeni Rey sama aja kayak omongan yang nggak ada ujungnya. Sabar Vivian, mending balik ke kelas dan siap-siap buat ketemu anak baru nanti.

***

Tradisi di Caliandra High School mengharuskan anak baru untuk mengikuti masa orientasi selama satu minggu. Nggak peduli dengan anak baru yang benar-benar fresh from Junor High School maupun anak baru macam Nara yang merupakan anak pindahan. Kalo kata kepala sekolah sih hal ini ditujukan bagi semua siswa baru tanpa terkecuali untuk lebih mengenal sekolahnya sebelum memulai proses belajar mengajar. So, here we go. Sebagai salah satu anak OSIS, ya walaupun gue tipe anak OSIS yang terbit tenggelam alias kabur-kaburan, gue punya tanggung jawab untuk membimbing anak-anak baru itu selama masa orientasi. 

Yeaaay! Selamat datang masa-masa menyenangkan. Akhirnya datang juga masa-masa penebusan kekekian gue setahun yang lalu. Hahaha, gue bakalan bikin masa-masa awal SMA kalian menjadi tak terlupakan. Wait me, baby boy, baby girl.

Gue melenggang dengan santai di koridor sambil sesekali tersenyum ke beberapa anak kelas sebelas dan dua belas yang menyapa gue. Bukannya sombong ataupun pamer, tapi predikat kapten cheers dan vokalis band sekolah membuat gue dikenal seantero sekolah. Terlebih setahun yang lalu, sebelum Adri pergi, gue dan Adri merupakan the hottest couple of the year. Pasangan kapten cheers dan kapten basket. So, jangan salahkan gue kalo aura famous gue menguar kemana-mana.

Sejenak mari kita lupakan sisa-sisa kejayaan masa lalu gue, include Adri dan Nara yang tiba-tiba muncul lagi di kehidupan gue.

Oke, daripada mikirin Nara yang nggak penting, kayaknya better buat gue bantuin Rey menyusun strategi seminggu ke depan buat ngerjain anak baru kelas sepuluh. Please welcome a happy slash fun day! Gue rasa kata-kata Miss Bowie waktu math lesson tadi ada benarnya juga, awal tahun ajaran baru harus diisi dengan semangat penuh dan pikiran yang positif. Daripada mikir yang bikin keki, mending kita hepi-hepi. 

Yuk, ah semangat Viviaaan! Cause it’s a brand new day!


To be continued.....


***
Hai-hai Hellooo...akhirnya gue melanjutkan lagi cerbung gue yang sempat tertunda entah sekian lamanya. Hehehe, semoga masih pada suka dan enjoy bacanya.

buat yang udah lupa ceritanya, ini linknya:

The Story Of Us 

The Story Of Us (2) : Nostalgia


The last, maaf kalo ada yang typo-typo karena ini fresh from the oven banget.

XOXO,
ifa








1 comment:

Thankyou for visiting my blog. Let's connect & be a friend:D

Cheers,
Ifa

Powered by Blogger.