-->
Menu
/ /
Another Side of Pare
Inget sih gue masih punya hutang cerita liburan. Sayangnya sampai saat ini belom terlaksana juga. HEHE. kata orang "dimana ada kemauan pasti ada jalan." Sayangnya dalam kasus gue si kemauannya belum muncul. jadi, ya gitu deh. Sebagai permintaan maaf gue post tulisan ini dulu ya. Selamat menikmati dan semoga suatu saat mendapat kesempatan berkunjung ke tempat ini.

PS: kalo nanti pas baca menemukan banyak sekali kalimat formal itu karena gue sekalian buat bikin portofolio hehehe

Cheerio,
Ifa

***

Another Side of Pare

Jika Jawa Barat memiiki Bandung sebagai “Paris Van Java”, Jawa Timur pun memiliki Kediri yang lebih dikenal sebagai “Pare Fun Java”.  Kebanyakan dari wisatawan yang mengunjungi Kediri bertujuan untuk menimba ilmu di Pare, yang tersohor dengan Kampung Inggrisnya.

Liburan kenaikan semester lalu, saya beserta empat teman saya berkesempatan untuk mengikuti kursus singkat selama dua minggu di salah satu tempat kursus yang ada di Pare, namanya Mr Bob. Selain banyaknya tempat kursus yang berderet sepanjang Jalan Brawijaya, Pare juga memiliki beberapa tempat nongkrong anak muda yang wajib dikunjungi. Beberapa di antaranya adalah Kensu (Ketan Susu), Wakapo, dan Bambu Town. Rasanya nggak afdhol jika kita tidak mengunjungi ketiga tempat di Pare yang selalu ramai pengunjung ini. KetSu (Ketan Susu), Wakapo, dan Bambu Town merupakan tempat makan yang memiliki menu andalan masing-masing tapi memiliki persamaan, yaitu selalu ramai pengunjung. Masalah harga, ketiga tempat ini, dan keseluruhan tempat makan di Pare, pada umumnya memiliki harga yang sangat bersahabat.

KetSu terkenal dengan menu andalannya ‘Ketan Susu’ yang legit, ketan kukus bertabur kelapa yang disajikan selagi panas ini sangat cocok jika disantap bersama susu hangat maupun secangkir kopi panas. Uniknya, tempat ini tidak memiliki bangku atau meja bagi pengunjungnya melainkan menyediakan tikar-tikar yang bisa digunakan sebagai alas yang diletakkan di spot yang di inginkan oleh pengunjung. Konsepnya outdoor dengan pemandangan sawah yang terhampar luas dan pohon rindang sebagai atapnya. What a nice place! Dari segi harga, ketan susu ini sangat murah yaitu 2.500 rupiah per porsinya.  Sayangnya tempat ini hanya buka sampai pukul enam sore dan selalu ramai pengunjung. So, jangan sampai kehabisan tempat ya!

Lain KetSu lain Wakapo. Wakapo merupakan rumah makan prasmanan berkonsep cafe dengan dominan kayu. Sekilas, Wakapo terlihat seperti rumah kayu dengan dua pilihan tempat bagi pengunjung, makan di meja dan kursi atau duduk lesehan. Harganya pun murah meriah dan masakannya enak. Wakapo ini beroperasi setiap hari dari pagi hingga malam, sayangnya pada hari Minggu tempat makan ini libur karena menyesuaikan dengan anak-anak yang kursus di Pare yang rata-rata berekreasi pada hari Minggu.

Tempat terakhir adalah Bambu Town, tempat ini merupakan tempat hangout muda-mudi Pare yang beroperasi pada malam hari dengan konsep bambu dan lesehan. Menu yang disajikan beragam namun lebih ke western food and drink. Tempatnya sangat nyaman untuk bersantai sambil melepas penat seharian, full music, dan yang pasti harganya muraaah banget! Great food and great place, Recommended!

Puas berkuliner, Kediri juga memiliki banyak destinasi wisata. Jika ditempuh menggunakan mobil menghabiskan tiga puluh hingga empat puluh lima menit dari Pare ke pusat kota di Kediri. Hebatnya, jalanan di sini bebas macet lho. Kediri memiliki beberapa tempat wisata yang wajib dikunjungi. Ada Simpang Lima Gumul, Air Terjun Dolo, Candi Surowono, Sumber Ubalan, Kediri Rafting, Gumul Paradise Island, Bendung Gerak Waru Turi, dan Gunung Kelud yang meletus bulan Februari lalu. Waktu yang teramat singkat membuat saya hanya bisa mengunjungi Simpang Lima Gumul. Tapi saya senang setidaknya sebelum bisa pergi ke Paris yang sebenarnya, saya sudah mengunjungi Paris (Parisan).

Simpang Lima Gumul merupakan sebuah monumen yang menjadi ikon Kota Kediri dengan luas bangunan 804 m2 . Uniknya, monumen ini mirip dengan monumen L Arc De Triomphe yang ada di Kota Paris. Monumen ini juga dihiasi dengan ukiran khas Kediri dan relief yang menggambarkan cerita atau sejarah yang berhubungan dengan kota Kediri.Tempat ini sangat cocok untuk bernarsis ria, jadi jangan sampai kelewatkan untuk mengabadikan momen di tempat yang tidak pernah sepi pengunjung ini. Untuk mencapai monumen ini, kita harus melewati sebuah lorong dan menaiki tangga. Persis banget deh kayak di Paris. Tempat ini juga bebas biaya sehingga pengunjung tidak perlu khawatir membayar tiket. Jika datang di akhir pekan, jangan kaget jika sulit mencari angle yang bagus untuk berfoto karena pengunjung yang datang begitu ramai, telebih di malam minggu. Buat kamu yang berkesempatan mengunjungi Pare dan Kediri hukumnya wajib banget ya berkunjung ke tempat ini. Kapan lagi narsis di tempat yang bersetting ala luar negeri?


Saya nampak sangat mungil dibandingkan dengan Monumen Gumul yang tinggi menjulang




Malam minggu yang menyenangkan bersama rekan-rekan kesayangan
/ /
Playin'

Honestly, udah lama banget liat'game' ini berseliweran di timeline cuma belum sempet terus mainnya.. Berhubung lagi online dan lagi dalam upaya mengumpulkan mood jadilah gue mengikuti kuis ini dan menjawab pertanyaan yang ada. Taraa! dan ternyata inilah hasilnya. 

Sempet shock sih pas tau gue introvert karena selama ini yang gue rasakan dan dari hasil kubik leadership jaman SMP gue anaknya feeling extrovert. Mungkin udah kelamaan juga kali ya...

Tapi gue seneng sama profesi masa depannya. HIHI PASSION GUE BANGET COY!!! Writer, desainer, editor, artist. Kecuali artis sih ya... Pekerjaan masa depan yang juga impian kerjaan masa depan gue. Seneng sih ya biarpun cuma kuis tapi jadi memotivasi:))))

So, kalian penasaran nggak sih kalian kaya apa? Let's Play!

/ /
Kantin Caliandra High-School. 11:30 am.

“Itu muka apa serbet sist? Kucel banget ditekuk mulu.”
Hmmm...”
“Pulang nanti ke PIM yuk, kangen pancakenya Nanny’s Pavillon. How?”
“Males ah.”
“Lagi sakit gigi?”
“Nggak.”
“PMS? Sumbilangeun?”
“Nggak juga.”
“Viviaaaaaan elo kenapa sih? Lo kata gue jawaban soal isian singkat apa? Iya enggak iya enggak. Whaddup girl?

Duh Tuhan, nggak bisa apa ya ini anak anteng dikit sebentar aja?

Gara-gara insiden kedatangan Nara kemarin sore, gue jadi insom dan baru bisa tidur jam satu pagi.  For God Sake, All I need is sleep. Sayangnya berhubung edisi awal tahun ajaran baru gue mesti puas menatap Miss Bowie, guru matematika gue, yang asyik nerangin sederetan pohon toge slash integral dengan semangat 45nya yang sukses bikin gue migrain plus mual-mual. Makanya gue agak males buat nemenin Lita lunch di kantin. Sesuai perkiraan gue, hasilnya bakalan kayak gini nih, gue kelewat mager buat sekedar menjawab pertanyaan Lita yang udah kayak wartawan Insert Investigasi dan memilih menelungkupkan kepala gue di atas meja.

just three words. I . want . sleep.

“Carla Amalita, gue lagi pusing dan butuh tidur paling nggak 15 menit. So, jangan ganggu gue dalam waktu dekat. Oke?” kata gue tanpa bersusah payah menatap lawan bicara gue.

“Yah Vi, nggak seru ah lo. Yaudah deh gue pesen dulu ya. Lo mau nitip nggak?”

“Boleh deh Ta, lychee tea ya satu. Makasih cantik.” Kali ini gue tersenyum tipis dan menatap Lita sesaat sebelum balik ke alam mimpi.

“Dasar sleeping beauty, yaudeh deh selamat mengebo cantik Vi!” sayup-sayup gue masih bisa mendengar suara Lita.

FYI, jangan bayangkan kantin SMA gue kayak kantin SMA kebanyakan. Caliandra High School punya kantin yang sengaja diset untuk memenuhi kenyamanan siswa-siswinya. Makanya nggak heran kalau kursi kantinnya berupa sofa merah empuk berwarna merah yang dilengkapi dengan pillow cushion berbentuk hati berwarna putih. Kantin ini memang dominan merah dan putih. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Oke, abaikan jawaban gue yang seribu persen asal banget. Nggak lupa, beberapa air conditioner terpasang di beberapa spot di kantin ini.

Adem, pewe, homy. Juara banget kan kantinnya?

***

Kamu nggak mau maafin aku?

I try to call you everyday, but you reject it.
I try to send you an email, but you block my email address.
I try to send you a lot of message, but I know you never read it before you delete it.

What shud I do?

How shud I be?

Can I get my second chance?

You are my happy ending, my dearest enemy, a beautiful rainbow in my rainy day.

Vivian terpaku menatap selembar surat bersampul serial kesukaannya pada saat kecil, Alice in Wonderland. Surat yang disematkan pita berwarna merah maroon itu berisi barisan kalimat yang diberi judul My Confession di pojok kiri atasnya. Vivian memandang ke sekelilingnya dan tidak menemukan jawaban. Ia hanya sendirian, duduk di sebuah kursi yang terdapat di balkon dengan dominasi warna broken-white dengan view perkebunan mawar yang terhampar luas di hadapannya.

ARRGGHHHH!!!!

“Princess, Have you wake up?” sebuah sentuhan tangan yang  mengelus puncak kepala gue sukses membangunkan gue dari alam bawah sadar gue selama beberapa menit yang lalu.

Lita kemana?

Gue mengerjap-ngerjapkan mata sambil mengamati keadaan sekeliling. Shit, gue benar-benar ketiduran. Mana tadi sempet mimpi random lagi, tapi kok kerasanya kayak kenyataan ya?

“Nih minum dulu, lychee tea lo yang tadi es batu nya udah mencair makanya gue ganti yang baru.” Sesosok cowok berbehel tersenyum ke arah gue sambil menatap gue intens.

NARA?

Masih dengan terkaget-kaget gue menerima lychee tea yang disodorkan oleh Nara.

Wait? NARA???

“Kok elo bisa di sini sih? Sejak kapan lo sekolah di CHS?”

“Hahahaha...tampang lo Syaaa gemesin banget sih kalo lagi kaget gitu. As I said yesterday, gue mau menebus kesalahan gue selama ini. Masa lo lupa sih?  So, first step to make everything better is having same school with you.”

“Are you happy dahling?”

“SENENG PALE LO!!!” saking kesalnya gue nggak kuat buat memberikan hadiah berbentuk  jitakan di kepala gantengnya Nara. Geez, kapan sih narsis akutnya Nara bisa sembuh?

“Aww! Syaa ganas banget sih lo! Kalo gue benjol gimana? Masa ganteng-ganteng benjol sih kan nggak lucu. Bisa-bisa kegantengan gue berkurang belasan persen.”

Gue hanya menatap Nara dengan datar padahal aslinya gue udah nggak kuat untuk menahan tawa melihat ekspresinya. Nara tersenyum kecut sambil sedikit mengerucutkan bibirnya. Khasnya Nara banget kalo lagi kesal,

“Oiya, btw Lita titip salam sama elo abis nggak tega liat tidur lo yang pules banget. Berhubung pelatih cheers nggak bisa dateng dan elo yang kayaknya lagi kecapekan jadinya Lita yang ngehandle latihan cheers siang ini.”

“Jadi sleeping beauty kita udah balik ke reality nih. Untung ada gue, kalo nggak udah berapa banyak cowok yang mupeng ngeliat elo yang dalam posisi tidur aja masih tetep cantik.”

Vivian Tarisa Widjaja. Baru hari pertama masuk sekolah udah ada-ada aja kelakuan lo.

“Oh, yaudah gue cabut. Bye!” kata gue sambil berlalu dan meninggalkan Nara.

“Satu lagi, jangan coba-coba ganggu gue. Awas aja lo!” sebelum benar-benar meninggalkan kantin gue sempat melihat ekspresi menganga milik Nara yang dari tatapannnya sih terlihat Gila-nih-cewek-nggak-tahu-terima-kasih-banget-udah-bagus-gue-temenin-pas-dia-ketiduran-tadi.

I don’t care. It’s my life and he is not my business.

***

“Vivian, tunggu.”

Duh, siapa lagi sih yang ganggu gue? tinggal setengah jalan lagi menuju kelas dan tiba-tiba ada yang manggil nama gue. Dengan cepat gue pun membalikkan badan dan mencari pemilik suara yang membuat perjalanan gue menuju kelas mesti dipending dulu.

Dari arah berlawanan terlihat Kharis, Kharisio Reinaldy yang sedang berjalan ke arah gue dengan kedua tangan yang dimasukkan di saku celananya.

Ya Tuhan, mampus gue baru inget. Sambil memasang tampang innocent gue pun menyunggingkan senyum terbaik gue ke Ketua Osis Caliandra High School yang juga merupakan Most-Wanted-Boy di sekolah ini.

“Hallo Rey, kenapa?”

“Viviaaaan elo kemana aja sih? Kan tadi pagi gue udah  bilang kalo elo harus nemenin gue presentasi di depan anak baru. Kok lo malah ga nongol-nongol sih. Apa lo kelupaan. Eh, bentar. Jangan bilang lo baru dateng?”

Bukannya takut, gue justru mati-matian buat menahan tawa. Hahahaha Kharisio Reinaldy bisa marah juga toh, padahal selama ini imagenya cowok cool banget. Ngomong seperlunya, ngomel sebisanya.

Goodjob Rey, congrats ya! Abis liburan kayaknya kosa kata lo bertambah pesat deh. Buktinya sekarang elo cerewet banget.” Balas gue sambil menaik-turunkan alis untuk menggodanya.

“Sialan lo.” Rey meninju bahu gue pelan sambil tertawa kecil.

“Udah ah Vi jangan ngeledekin gue mulu, gue nggak mau tahu abis istirahat lo harus ikut gue ke Aula. Surat dispen lo udah gue bikinin kok. Pokoknya terima beres aja. Mengerti?”

“Siap pak ketos ganteng.” Kata gue setengah meledek sambil melakukan gerakan hormat ala upacara bendera.

FYI, Rey ini best friend gue banget yang juga merangkap sepupu gue. Makanya gue sih nggak takut buat bersikap seenaknya di depan dia. Dengan wajahnya yang ganteng dan kharismanya yang menguar, nggak salah kalau Rey masuk ke dalam top list Most Wanted Boy di Caliandra High School. Belum lagi Rey nggak pernah absen dari jajaran lima besar di rangking paralel.

Duh kok kesannya gue promosiin Rey banget sih? Yang ada tuh anak bakalan kegeeran kalo tahu.

“Btw elo balikan sama Nara Vi? Duhile, yang CLBK-an lengket banget sih kayak perangko, serasa dunia milik berdua ya? Tuh bulepotan sengaja ya masuk sekolah yang sama kaya elo?” kini giliran Rey yang berhasil bikin gue membulatkan bola mata gue.

Oh. Gawd. please. deh

Could you repeat once again?”

“Viviiii nggak usah jaim-jaim deh. Balik sekolah nggak mau tahu ya gue mau greenteanya Starbucks. Oke cantik?” kali ini Rey iseng menjawil dagu gue.

“Reeeeyyyyyy!!! Sotoy banget sih. Siapa juga yang balikan. Kenapa sih elo pake bahas dia-yang-nggak-perlu-disebut-namanya-lagi?” kata gue sebal sambil menghentakkan kaki gue di atas lantai marmer berwarna peach khas Caliandra High School.

Easy girl, tadi gue ketemu sama dia di koridor. Gue kirain siapa murid baru pindahan dari Jerman, kirain bule beneran gitu, kan asik bisa nambah koneksi temen luar negeri gue, eh taunya si mantan terindah lo itu HAHAHAHA.”

“Gue sempet ngobrol bentar kok sama Nara katanya dia abis nungguin lo yang ketiduran gitu. Duh, so sweet banget sih kalian.”

NARAAAAA awas aja lo. Meladeni Rey sama aja kayak omongan yang nggak ada ujungnya. Sabar Vivian, mending balik ke kelas dan siap-siap buat ketemu anak baru nanti.

***

Tradisi di Caliandra High School mengharuskan anak baru untuk mengikuti masa orientasi selama satu minggu. Nggak peduli dengan anak baru yang benar-benar fresh from Junor High School maupun anak baru macam Nara yang merupakan anak pindahan. Kalo kata kepala sekolah sih hal ini ditujukan bagi semua siswa baru tanpa terkecuali untuk lebih mengenal sekolahnya sebelum memulai proses belajar mengajar. So, here we go. Sebagai salah satu anak OSIS, ya walaupun gue tipe anak OSIS yang terbit tenggelam alias kabur-kaburan, gue punya tanggung jawab untuk membimbing anak-anak baru itu selama masa orientasi. 

Yeaaay! Selamat datang masa-masa menyenangkan. Akhirnya datang juga masa-masa penebusan kekekian gue setahun yang lalu. Hahaha, gue bakalan bikin masa-masa awal SMA kalian menjadi tak terlupakan. Wait me, baby boy, baby girl.

Gue melenggang dengan santai di koridor sambil sesekali tersenyum ke beberapa anak kelas sebelas dan dua belas yang menyapa gue. Bukannya sombong ataupun pamer, tapi predikat kapten cheers dan vokalis band sekolah membuat gue dikenal seantero sekolah. Terlebih setahun yang lalu, sebelum Adri pergi, gue dan Adri merupakan the hottest couple of the year. Pasangan kapten cheers dan kapten basket. So, jangan salahkan gue kalo aura famous gue menguar kemana-mana.

Sejenak mari kita lupakan sisa-sisa kejayaan masa lalu gue, include Adri dan Nara yang tiba-tiba muncul lagi di kehidupan gue.

Oke, daripada mikirin Nara yang nggak penting, kayaknya better buat gue bantuin Rey menyusun strategi seminggu ke depan buat ngerjain anak baru kelas sepuluh. Please welcome a happy slash fun day! Gue rasa kata-kata Miss Bowie waktu math lesson tadi ada benarnya juga, awal tahun ajaran baru harus diisi dengan semangat penuh dan pikiran yang positif. Daripada mikir yang bikin keki, mending kita hepi-hepi. 

Yuk, ah semangat Viviaaan! Cause it’s a brand new day!


To be continued.....


***
Hai-hai Hellooo...akhirnya gue melanjutkan lagi cerbung gue yang sempat tertunda entah sekian lamanya. Hehehe, semoga masih pada suka dan enjoy bacanya.

buat yang udah lupa ceritanya, ini linknya:

The Story Of Us 

The Story Of Us (2) : Nostalgia


The last, maaf kalo ada yang typo-typo karena ini fresh from the oven banget.

XOXO,
ifa








/ /
Comingsoon post: SugarBellCake & Bakery, Meet Mate!


PS: hanya sebagian foto dari foto-foto yang sebenarnya ter klik klik klik and flash!  
Namanya juga cewek:)))

/ /
Behind The Interview : curahan hati mahasiswa semester 6.
The Power of Tugas, mau nggak mau harus ikhlas.
Halo mahasiswa, apa kabar tugas malam ini?

Okey, izinkan gue menceritakan celotehan dan keluh kesah hari ini yang nggak lain dan nggak bukan disponsori oleh deadline tugas. Demi melengkapi tugas mata kuliah Usaha Ekonomi Keluarga (kalo dibaca UEK ya bukan...hueeek....XD) hehehehe just kidding bro

Based on tugas di matkul tersebut, gue dan teman sekelompok gue, Ida and Inne melakukan interview dadakan ke Zoe Cafe & Library yang berlokasi di Margonda Depok. Jadilah kami “trio i” –berhubung huruf depan nama kami i semua dan emang sengaja dibikin satu kelompok- harus membagi waktu kami dengan sebaik-baiknya di tengah banyaknya lautan tugas-tugas kami dari matkul lainnya. Oke, sebut saja gue lebay tapi emang nyatanya semua matkul ada tugasnya dan turun lapang. 

Gue ulang ya, tu-run la-pang!

Berhubung Ida yang minornya gizi ada kuliah pengiz (singkatan dari Pendidikan Gizi) dan gue dan Inne yang nggak ada kuliah tapi ada jadwal kerja kelompok masing-masing dari minor kami, Manajemen Keuangan, maka kami memutuskan pergi kesana jam 3 sore.

Awalnya, usaha yang kami pilih bukanlah Zoe Library & Cafe melainkan beberapa usaha lain yang terpaksa gagal interview. Usaha pertama adalah sebuah usaha tanaman hias, Kharisma Flora milik Bapak Muhtar yang berlokasi di Sawangan. Berhubung jadwal kuliah dan praktikum kami yang padat merayap, maka saat itu yang kami pikirkan adalah tempat yang dekat dari Bogor. FYI, usaha yang harus kami wawancarai ownernya adalah usaha-usaha yang terdapat di majalah Ide Bisnis yang khusus dipinjamkan oleh dosen kami setelah minggu sebelumnya tugas kami adalah menganalisis 5 usaha paling prospektif dan menarik. 

Singkat cerita, kami berhasil menghubungi Bapak Muhtar dan deal untuk melakukan wawancara pada hari Minggu, 2 Maret 2014 pukul 3 sore. Bahkan sabtu malamnya, saya dan Inne sudah memastikan jadwal interview kami dan bapaknya menyanggupinya.

Sayangnya, oh sayangnya. Tiba-tiba minggu pagi yang seharusnya indah dan ceria berhubung harapannya 1 tugas bisa selesai hancurlah sudah. Sekitar pukul 8 pagi bapaknya mengirimkan pesan singkat kepada saya yang berbunyi seperti ini :

From : 0813xxxxxxxxx
Maaf mbak nanti sore saya gak bisa bertemu dg mbak, karena badan saya kurang fit & pilek

DUHILE PAAAK. DUHILE!!!!

Andaikan saya salah satu tokoh di komik, mungkin ilustrasinya adalah kepala saya yang sedang dipukul palu godam. Maunya sih saya balas pesan singkatnya dengan kata-kata : PLIS DEH PAK, MANJA BANGET. Sayangnya hal tersebut hanya mampir di pikiran saya.

Okedeh, time to move on.

Sejujurnya saat itu saya dan kedua teman saya sudah emosi tingkat tinggi dan bete pakek banget. Tapi ya mau gimana lagi, namanya juga mahasiswa yang suka nggak suka, mau nggak mau, ikhlas nggak ikhlas harus soulmate-an sama tugas.

Hashtag : #akurapopo

Akhirnya ubek-ubek itu majalah lagi dan googling sana-sini. Sebelum memilih  Kharisma Flower, sebenarnya kami lebih tertarik dengan Sushi Miyabi, tapi ya mau dikatakan apa lagi, pemiliknya artis semua bok. Nggak perlu ditanya lagi deh ya kurang padat apa schedule mereka. Padahal sih udah niat tugas sambil nyambi modus sama Teuku Wisnu or Thomas Nawilis. Hehehe.

Sehabis gelap terbitlah terang. Target interview kami pun berubah menjadi Kafe Buku yang terletak di Margonda Depok, dari majalah tertera alamat dan nomer telfonnya. Akhirnya saya pun mencoba untuk menelponnya. Guess what? Ternyata yang mengangkatnya adalah mbak-mbak operator.

“Maaf, nomor yang anda tuju tidak terdaftar.”

OH-EM-JI. Tuhan, cobaan apalagi?

Capek? Iya
Sebel? Iya
Bete? Iya

Rasanya udah nggak berminat lagi buat ngerjain tugas matkul itu.

Untungnya Allah Maha Adil, akhirnya kami mencoba menghubungi kafe sejenis, Zoe Cafe & Library. Alhamdulillah Allah mendengar doa hambaNya yang nyaris putus asa. NOMERNYA AKTIF, FINALLY! Sayangnya lagi-lagi kami belum beruntung, mbak-mbak pengangkat telfonnya memberi tahu kami kalau ownernya berada di lokasi pada hari Senin hingga Sabtu saja. 

Oke, mari bersabar (lagi).

Akhirnya ya udah deh. Let it flow. Masalah wawancara siapa, kapan en dimana diomongin besok aja (baca : hari ini).

Jadilah setelah kuliah dan praktikum KPK, bukan Komisi Pemberantasan Korupsi loh ya, melainkan Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, kami bertiga pun sepakat untuk datang ke Zoe Cafe & library. Untungnya responnya positif dan ownernya berada di tempat pada sore hari.

Voila! Pukul 5 lewat kami sudah sampai dan duduk manis di kafe tersebut. Setelah sempat menunggu lumayan lama, dan saya sudah memakan pesanan saya : Ice Chocolate & Fetuccini Carbonara, owner dan manajer Zoe Cafe & Library menemui kami dan bersedia kami wawancarai.

Zoe Cafe & Library mengusung konsep cafe -tempat makan & hangout- sekaligus library alias perpustakaan. Di sini diberlakukan sistem member yang memungkinkan pengunjung bisa meminjam buku disini yang bergenre komik, novel, dan majalah dengan membayar pendaftaran sebesar 25.000 rupiah. Selain itu, kafe ini juga kerap kali digunakan sebagai tempat merayakan pesta ulang tahun, event yang diadakan anak UI maupun kampus sekitar, gathering klub-klub, nonton bareng, hingga bedah buku. Oiya tempat ini juga pernah masuk majalah maupun televisi.

Taraa! Ini dia penampakan salah satu sudut librarynya

Btw, kafe ini terletak di Jalan Margonda Raya No. 7, sebelah Rumah sakit Bunda Margonda. Jika dari Bogor, terhitung dari Stasiun Cilebut, kita hanya perlu merogoh kocek 2 ribu rupiah dan turun di Stasiun Pocin, Pondok Cina. Setelah itu kita hanya perlu berjalan kaki sedikit, eh tapi lumayan sih, untuk mencapai kafe tersebut. Karena kalau naik angkot, nanggung banget.

Setelah hari yang berat, panjang, dan melelahkan ini, akhirnya proses interview berjalan dengan lancar dan Ibu Megawati menjawab pertanyaan kami dengan senang hati, seperti ngobrol-ngobrol santai saja. Lucunya, ternyata Ibu Mega ini berasal dari Bogor juga loh. Semua pertanyaan terjawab sudah, mulai dari STP, 4P, sampai pertanyaan lainnya harus kami wawancarai. Bahkan kami pun sempat berfoto bareng. Namun naas, saat kami pulang bertepatan dengan pulangnya orang-orang kerja alias dempet sana-dempet sini. Untungnya saat di citayam menuju Bojong Gede saya dan Ida mendapatkan tempat duduk, sementara Inne sudah bermotor ria dengan sang pujaan hati. Asik deh ya.

There’s always a miracle after the rain. Ya walaupun awalnya kelimpungan, at least di akhir kami masih bisa tersenyum-ya walau udah kucel banget sih-karena satu kegiatan turun lapang sudah selesai. Lesson of the daynya sama kayak tagline di atas, namanya juga mahasiswa ya selalu berhubungan sama yang namanya tugas. Te-u-tu-ge-a-gas.

The power of tugas: mau nggak mau ya harus ikhlas.

Pesan kesan bagi sesama mahasiswa : apapun yang terjadi ya enjoy aja. At least, you’ve try to do your best. Harapannya ya semoga peribahasa indah pada waktunya benar-benar jadi kenyataan, i mean dapet nilai mutu yang bagus. A, AMIIIIN.

Inne-Bu Mega-gue-Ida. Ha! Cheeeseeeeeeeee


Gimana nih, kita udah kayak wartawan beneran belom?


Ceritanya sih saking seriusnya sampai melotot-melotot. Hihihi.



Ini dia tampak depannya.

/ /
Runaway Ran [review]

Jadian dan putus pada hari yang sama... Apalagi yang lebih menyakitkan daripada itu?
Bab: Jatuh Cinta, Jatuh Miskin, Patah hati?!  PERFECT! -hlmn 313


Judul     : Runaway Ran
Penulis : Mia Arsjad
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun   : 2013
368 halaman; 20 cm

Tara!!! ini dia wujud nyata novelnya. covernya lucu, eye-catching!!!


Halo! This is my review about ah-mazing & entertaining novel that I read this month. Udah lama banget gue kepengen beli novel baru, tapi entah kenapa tiap ke Gramedia selalu bingung mau beli apa dan kayak kehilangan taste sama novel alias il-feel gegara novel masa kini yang kebanyakan serupa. Do you feel the same, guys?

Akhirnya, minggu kemarin, selepas hangout bareng teman-teman di Kroznut & Friends dan Ichiban Sushi, gue pun memutuskan buat melaksanakan misi gue saat itu juga. Beli novel, yuhuu!

Novel pilihan gue kali ini jatuh kepada novelnya Kak Mia Arsjad, judulnya Runaway Ran. Kriteria gue buat beli novel sebenernya simpel-simpel aja. Pertama harus menarik alias bikin penasaran, nggak mainstream, dan wajib banget hukumnya : ngefeel. Meskipun gue demen novel-novel romance plus menye-menye, tapi gue anti banget kalo bahasanya terlalu puitis, lebay, apalagi bahasanya pake aku-kamu yang terlalu kaku dan too much. So sorry sih, tapi gue prefer novel yang percakapannya pake gue-elo. Lebih casual dan lebih seru aja sih kesannya. Berhubung gue jatuh cinta sama novel ini dan dilihat-lihat dari sinopsisnya ini novel oke juga, so, I take it. Voila! Ternyata saat itu juga lagi ada potongan harga sebesar 20%. Lumayan lah ya!

Gue kasih sedikit spoilernya ya. Check-this-out!

Overall, ini novel seruuuu banget! Bab-bab awal sukses bikin gue cekikikan sama kelakuan ajaibnya Katrin, Alya, Ran, dan Vivian. Katrin yang super manja, Ran yang labil, penuh misteri, dan semi freak, Alya yang terlanjur cinta mati sama Adit, sampai Vivian -ceweknya Ran- yang super lebay, norak, dan kuntilanak wannabe. Cerita pun berlanjut hingga Katrin bertemu dengan tokoh real dari komik yang dibuat oleh Ran, ‘4 Hero No Zero’, yang ternyata adalah sahabat-sahabat Ran di dunia nyata. Kisah ini bermula dari Katrin, cewek manja, yang lagi kelimpungan mencari kerjaan part time dengan maksud supaya tetap bisa menjalankan kesenangannya meskipun keluarganya sedang memiliki krisis keuangan, yaitu hal-hal khas cewek seperti online shopping, hangout bareng teman-teman, beli buku, dan fun things lainnya di luar urusan perkuliahan. FYI, Katrin ini memang terbiasa hidup enak dan serba ada, tanpa diduga-duga someday papanya terancam pensiun sehingga Katrin, sebagai anak tertua, which is udah s2 juga merasa sangat bersalah jika uang subsidi yang diperuntukkan papanya untuk urusan pendidikan Katrin pakai untuk hura-hura. Luckily, karena kepolosan dan keberuntungannya Katrin pun lolos interview dan memulai pekerjaan part timenya yang ternyata awal dari petualangannya.

Hari demi hari pun berlalu dan Katrin resmi menjadi asisten J.F Ran, seorang komikus yang sedang naik daun dengan segala tingkah anehnya yang menurut Katrin ajaib. Ceritapun berlanjut hingga tanpa sadar Katrin semakin dekat dengan Ran hingga semua pertanyaan yang ada di benak Katrin selama ini mulai terjawab satu per satu. Mulai dari tingkah ajaib Viana, kisah masa lalu Ran yang ternyata tragis, terbukanya topeng kebusukan Adit-pacarnya Alya yang totally bastard, rahasia sakitnya Mama Ran, hingga akhirnya tingkah laku gentleman ala Ran saat menolong Katrin yang dijebak oleh Dini, si banci nggak tahu malu.

Buat gue, Runaway Run ini sukses mengaduk-aduk emosi pembacanya, mulai dari bikin cekikikan, bikin kesel pengen ikutan mites Viana dan Adit, serta bikin sedih dengan kisah pilu Ran-mamanya-papanya-sampai mamanya Viana. Seru, nggak ketebak, dan yang paling penting adalaaaah...bikin happy! Apalagi scenenya Ran-Katrin setelah jadian dan rencana diam-diam Ran yang ingin memberikan cafe sebagai hadiah ulang tahun Katrin. Ulalaaaa.....sosweeet banget!

The most nyebelin part di novel ini menurut gue adalah waktu Ran dengan songongnya bikin Katrin jatuh cinta sekaligus patah hati dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Ugh, nyebelin! Rasanya-pengen-nujes-nujes-Ran-pake-high heels 7cm!!!

Anyway, gue juga sempat terkecoh sama judul novel ini. Awalnya gue kira Ran itu pelaku utama novel ini yang kabur karena ada suatu masalah. Eh tahunya salah.  Pokoknya buat gue ini novel recommended banget! Goodjob Mbak Mia, bikin lagi dong yang genrenya sejenis kayak gini.

Penasaran sama isi ceritanya? Silahkan temukan novel ini di toko buku terdekat!:)

With love,

Ifa
/ /
Culinary-Journey!

Hello! Balik lagi sama postingan terbaru gue
.
Setelah menjalani dunia perkuliahan (lagi), kalo dihitung-hitung sih menuju minggu ke-empat, yang sukses bikin tepar dan sakit badan seiring dengan derasnya hujan yang mengguyur kota bogor tercinta akhir-akhir ini.

Nah, daripada stress nggak jelas mending kulineran kan?

Tepat seminggu yang lalu, Minggu 23 Februari 2014, gue dan partner kulineran gue, ulan, ica, ira, dan tumben-tumbennya dira melakukan wisata kuliner ke Kroznat & Friends. Sebuah temapt kuliner berkonsep cake shop sekaligus tempat oleh-oleh dengan menu andalannya cronut, singkatan dari croissant donut yang asalnya dari negeri Paman Sam.

Kroznat ini hitungannya masih baru di Bogor, kira-kira launching awal Februari dan berlokasi di Jalan Pajajaran yang ke arah Ekalokasari Plaza. Ancer-ancernya sih pas deket Bale-Binarum kita putar balik, nggak jauh dari Mie Jogja Pak Karso.

Awal mula ngebet kesini adalah karena penasaran sama postingan teman-teman di IG, Path, maupun twitter. Ya, maklum kami semua memang kepo.

Pukul 11.30 gue dan Ulan sampai di Kroznat. Nggak susah-susah banget kok nemuinnya karena ruko bertingkat dua dengan dominan warna ungu sangat mudah dikenali di antara gedung-gedung lainnya. Ternyata Dira sudah sampai duluan dan sudah duduk manis di lantai dua. Sedangkan Ica and Ira masih di jalan, as usual.

Kesan pertama yang gue rasakan adalah Gileee lucu banget tempatnya!! 

Begitupun ketika gue dan Ulan memasuki Kroznat, harum cronut pun langsung menguar dan membuat kami ingin segera memesannya.

Ini dia penampakannya. Feels like heaven bukan? Rasanya nenangin banget dan bikin betah buat berlama-lama.

White+Flower = complete!


Rasanya sofa kuningnya udah manggil-manggil Try me, try me


Nah Kalo yang ini tempat pembuatannya, sekaligus display dan tempat pemesanannya.

FYI, gambar-gambar di atas merupakan view yang berada di lantai bawah tepat setelah pintu masuk. Sebenarnya kami pengen banget duduk di sofa kuning yang empukable itu, tapi berhubung kami berlima dan kalo udah ngumpul bareng, ya..tahu lah ya? Berisik banget. Maka kami pun memutuskan untuk duduk di atas. Dan ternyata di atas nggak mengecewakan. Pewe banget!

nih, spoiler tempatnya

comfort banget ya. betah, adem banget rasanya!


ini lampu-lampunya, lucu ya?

Oiya, di Kroznat & Friends kita bisa menyaksikan sendiri proses pembuatannya jika menginginkannya. Cronut-cronut lucu nan imut-imut ini bisa kita dapatkan dengan merogoh kocek sebesar 10.000 rupiah. Cukup mahal sih melihat penampakannya yang kecil. Tapi rasa nggak bisa bohong kok. Enyak!  Tapi pesen-pesen aja nih guys, sesuatu yang berlebihan itu nggak bagus, which is dari enak bermetamorfosis menjadi enek.

Yang menjadi idola alias mendapatkan lambang ‘jempol’ alias like di daftar menunya adalah cronut Ansel Original Vanilla dengan topping almond dan Auntie Jumbo Red velvet, yaitu american’s red velvet yang berpadu dengan cream cheese. Hmmm...nyummy!

Tara! ini dia penampakan cronut dan milkshakenya
beberapa varian cronut : strawberry, chocolate, oreo, tiramissu, choco-cheese


Selain cronut, Kroznat & Friends juga menyediakan pizza, pasta, ribs, dan lain-lain hehe maaf-maaf aja nih gue bukan waitersnya jadi bukan job-desk nya buat promosi.

Kalau dari segi minumannya yang recommended banget itu Lychee tea dengan lychee asli di dalam tehnya. Tapi sayangnya waktu gue bertanya ke waitersnya, minuman tersebut sedang out of stock. So, gue move on ke strawberry milkshake. Ya, lumayanlah.

Di sini kami cukup lama, dari setengah 12 sampai jam setengah 4. Ya, biasalah cewek kalo udah ngumpul semua bahasan hukumnya sah-sah aja. Selain itu, ica juga membawa uno sehingga kami asik bermain. Sayangnya kami lupa foto bareng! L

kecuali Ira sih, soalnya Ira udah minta difotoin sendiri.
this is Ira! (kalo ini gue yang motoin hehe~)

duhileh ini candid dan jeleeek parah! wkwkwk. antara ulan or ira yang candidin



Btw, foto-foto di atas persembahan jepretannya Ulan & camera. HAHAHA Makasih ya Maudy-Maudy-an!!!

Overall, Kroznat & Friends patut dicoba. Tempatnya oke buat nyantai-nyantai bareng teman, keluarga, hangout, sampai ngedate. Katanya sih kalau malam viewnya lebih bagus. Wi-finya kenceng dan full music juga. Harganya juga lumayan bersahabat sama kantong, Cuma kalo makanan besar sih kurang disaranin, mahal bok! Hehehehe mahasiswa abis.

Masukan aja sih, menurut gue lebih asik lagi kalau pihak Kroznatnya menyediakan sarana bermain kayak ular tangga, remi, uno, congklak, maupun monopoli. Kan lebih asik nggak tuh?

Yap, this is a little part of our culinary journey. Sampai juga di postingan selanjutnya.


Hidup Kuliner dan selamat ber-mupeng ria!
Powered by Blogger.