-->
Menu
/ /

3 pilihan, 3 alasan

Malam ini gue mau memaparkan 3 alasan dari 3 pilihan yang gue buat akhir-akhir ini. 3 pilihan yang akan menemani dan mewarnai 2014 gue. Pilihan baru, euforia baru, relasi baru, dan tantangan baru.

“Kok elo nggak Himaiko lagi? Kenapa?”
“Demi apa lo nggak PR lagi? Ga percaya sumpah.”
“Lo nggak Himaiko lagi? Nggak PR lagi? Serius lo?”

Kenapa, kenapa dan kenapa. Saat ini satu kata yang terdiri dari 6 huruf itu seolah-olah menjadi pusat dunia gue. Bukan sok ngartis apalagi sok penting. Cuma nggak percaya aja sekaligus terharu dengan reaksi-reaksi yang bermunculan dari sekeliling gue. Honestly gue bosan dan capek dengan pertanyaan yang  itu-itu lagi, tapi gue sadar kalo semuanya butuh penjelasan dan gue pun memiliki alasan. Adil kan?

That’s why me writing this posting on my blog. Seenggaknya melalui beberapa patah kata yang terangkai, perlahan tapi pasti semuanya bisa mengerti. Memilih itu sulit, apalagi menjalani, dan begitupun dengan melepaskan. So, I just wanna make my self feel better.

Bukannya dimanapun kita berada asalkan kita melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan semua itu sama saja kan? Toh, gue masih sangat bersemangat mengikuti event-event Himaiko walaupun gue udah nggak jadi pengurus lagi.

Gue cuma pengen mencoba banyak hal dan mencoba seberapa kuat gue bertahan, seberapa besar kekuatan yang gue miliki buat bisa survive. Apalagi kehidupan pasca kuliah keras banget sob.

Balik lagi ke ketiga alasan dari ketiga pilihan yang sudah gue putuskan saat ini. Jujur ini pun di luar rencana 2014 gue, tapi kita nggak bisa menolak kata hati bukan? Let’s say, gue emang anaknya gampang penasaran, suka tantangan dan mudah bosenan. Apa-apa yang gue lakukan yang tergantung sama passion gue, karena bagi gue ngelakuin sesuatu yang bukan elo banget pasti hambar rasanya. Nggak nyaman, nggak betah, apalagi mau enjoy ngelakuinnya. Susah.

Manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan. Sejujurnya gue pengen balik lagi ke masa-masa kegabutan gue aja di semester 6 nanti. Mau nyoba volunteer sana-sini dan mau fokus sama bisnis kecil-kecilan yang lagi gue rintis. Tapi kok rasanya kayak menyia-nyiakan kesempatan yang ada selama masa perkuliahan ya? Gue cuma pengen menimba ilmu sebanyak-banyaknya, membina relasi seluas-luasnya dan mendapat pengalaman sebanyak mungkin seluas mungkin, dan semenyenangkan mungkin. Kenapa enggak memanfaatkan status gue sebagai mahasiswa selama gue masih bisa?

Harus gue akui gue memang penganut akut anti ngampus sabtu-minggu. Nggak ambil pusing lah sama celotehan apapun tentang prinsip gue ini, suka-suka lah. Makanya sebelum terlalu jauh, gue udah mewanti-wanti tentang prinsip gue yang  satu ini, kalo nggak penting-penting banget, kalo nggak butuh-butuh banget, jangan harap lah yah hehehehe,

Oke balik lagi ke inti dari tulisan gue. terserahlah kalo dianggap curhat banget, I just want to share my mind, my feeling, my reason. Itu aja kok.

List pilihan organisasi kampus 2014 gue :

1. Komunitas Magazine
Udah dari semester 3 gue gabung di majalah fakultas ini. Alasan singkat kenapa gue masih bertahan hingga saat ini adalah gue enjoy berada di dalamnya, bersama orang-orangnya, dan bersama hiruk pikuk suasana yang ada. I love magazine, i love writing & i love marketing. Walaupun jabatan gue adalah sebagai anggota divisi marketing tapi di sini juga bisa mengasah kemampuan dalam bidang tulis-menulis. Rasanya seneng aja kalo berada di tengah orang-orang yang punya passion yang sama kayak elo. And I found my family here, biarpun berasal dari departemen yang berbeda tapi nggak ada penyekat yang tercipta. Singkatnya, gue merasa bahagia disini.

2. Forsia
Ini dia pilihan yang paling mendadak dan hanya berselang beberapa jam menjelang akhir tahun 2013 ini. Sejujurnya nggak pernah kepikiran buat gabung, tapi gue menyadari satu hal: dunia dikejar nggak akan ada habisnya, sesekali yang kamu butuhkan hanya menyadari kalau ada satu hal yang seharusnya selalu kamu jaga yang seharusnya selalu kamu cari dan selalu kamu jadikan prioritas, ya akhirat. To be honest, gue masih jauh dari kata baik that’s way gue mencoba untuk selangkah lebih baik.  Hidup itu harus seimbang. Makanya, di tengah-tengah keinginan dan kenyamanan harus ada juga yang bisa mengingatkan gue. Bukankah seseorang itu dilihat dari temannya bukan? Gue menyadari kalo iman seseorang itu naik turun, makanya gue butuh orang-orang yang mengingatkan gue ketika gue mulai keluar batas, yang mampu merangkul gue di kala gue bimbang dan nggak tahu arah jalan pulang. Ceilaah itu mah lagunya Cakra-Khan..


3PRC
Public Relation Club? Or Public Relation Community? Sempet kepikiran buat gabung sama komunitas ini, tapi karena nggak langsung dilakuin jadi keburu lupa. Makanya begitu tahu dari adella dan setelah tanya-tanya ini itu (sebut merek yah delle ;p) jadi bersemangat lagi buat ikutan. Yap, ini dia passion gue (juga). I love PR, i love making relation with others, I love public speaking, and I love meet new peoples, new challenge, new experience. In short, I love to learn something new. Di sini gue percaya kalau melalui wadah ini minat  gue bisa tersalurkan dengan baik dan semoga bisa menjadi sebuah skill yang gue miliki dan gue kuasai.

Ya intinya sih kaya gitu. Seneng-senengnya dapet, mengejar passion  iya, dan agamanya juga dapet. Nah, ini salah satu efek nonton 99 Cahaya di Langit Eropa :p

Pokonya dimanapun gue berada gue nggak bakal lupa sama semua orang yang udah berjasa di dalam kehidupan gue. Terima kasih atas kenang-kenangan, semua pelajaran dan pengalaman selama satu tahun ini.Gue sayang kalian Himaiko 2012-2013 <3

Dan bukan berarti dengan nggak bergabungnya gue di kepengurusan Himaiko 2013-2014 cinta gue luntur begitu aja. Salah besar sob. 

Volunteer, passion, and dream jadi tema besar gue di tahun selanjutnya. 2014, can’t wait to meet you soon :) Eh SKRIPSI juga deng HEHEHE

Quote of the day malam ini adalah quote dari Ify Alyssa, Judge your self first before judge others. Setiap orang punya pilihan dan pastinya sudah memperhitungkan baik buruknya. Ya kalo ngerti syukur, kalo enggakpun nggak papa.

Seeyou muahmuah!
Cheers, Ifa


/ /
Restart Giveaway
For God Sake, me Want this so much!!!

So excited to join this giveaway for the hottest Novel on The Year alias Restartnya Mbak Nina Ardianti. Aaaak mau banget dong kak @biondyalfian :3 Demi si ganteng Ian, tapi bakalan selalu dukung Ilham, maklukmin-aja-namanya-juga-cewek, pokoknya Restart, me heart you damn much!!



Behind every favorite book, there's hide an untold story. Yesh, Honestly...

Semoga ya berjodoh sama novelnya O:)
Cheers,
Ifa
/ /

"You can get a lesson from everything you did, everything you face, and from anywhere. All you should do is just...face it, accept it, and enjoy it. As simple as that."

Terima, hadapi, dan nikmati (Ifa 2013)

Hello! Let me tell u guys about my story, my experience a few days ago. Hmm...let’s say i’m not the lucky one. But...experienced is the best teacher, right?

Sorry for blaming it all, for seeking umh...in bahasa called, “kambing hitam”. Honestly, it’s my fault...for sure. *dan-akhirnya-gue-berani-mengakuinya* Gotcha!

Okey, jadi beberapa hari yang lalu gue menerima sebuah email dari artikelku berisi tawaran buat jadi freelance writer, berhubung ini emang passion gue, ya gue excited banget lah. Dan akhirnya gue pun ber-balas-balas sms ria dengan kontak artikelku ini, ditanya-tanyalah mau ikut trial apa nggak, ya gue bilang : IYA. Kejadiannya udah sore gitu, masih inget banget kalo nggak salah pas praktikum eco-punk. Deallah dan guepun menyetujui deadline yang udah dibuat. Time flies, sampai akhirnya gue menglami ya...mual-mabok-dan no idea. Can u imagine?  8 topik men dan nggak familiar sama gue, at least 4 topik lain yang mesti gue kerjain kurang begitu gue pahami. Singkat cerita deadline diperpanjang, i got an idea dan semuanya dalam proses pengetikan.

Friday, 22 Nov 2013 : 11.00 am Hello DEADline!!!
Sekitar jam 10-an gue udah nyampe kampus dan masih utang 3 tulisan lagi, FYI, 2 tulisan sih aslinya karena yang 1 udah on the way. Honestly, selama perjalanan ngampus gue udah kepikiran bakal nulis apa dan tinggal dituangin aja. Waktu terus berlalu, sampailah jam 10:55, ya gue udah ketar-ketir dan berusaha super selow. Toh ngirim email nggak pake lama ya kan?

And..you...know?

Saat itu gue setengah amnesia mengingat susah banget koneknya sinyal dramaga tercinta. Well, meskipun udah bawa modem sendiri dan nyari spot yang oke tetep aja kelewat deadline. Ba-ya-ngin dong, harusnya pas udah terkirim jam 11 ini malah ngaret sampai jam 11:19.

Mau nangis banget rasanya, hasil pemikiran semalaman yang juga bikin ambil jatah kelas MSDM hilang sudah begitu aja. I called it, useless. YAUDAH GITU AJA.

Sempet bete banget tapi yaudah-lah-ya. Akhirnya setelah dipikir-pikir ya salah gue juga. Hffftttt okey i lost my jooob.

Pelajaran banget dan udah janji sama diri sendiri nggak bakalan lagi kaya gini (lagi). Someday ya someday. Buat nggak jadi deadliners emang susah banget, bukan masalah bisa nggak bisa sih. Cuma ya mau nggak mau. That’s me. Si moody akut yang demen banget nge-deadline-nin apapun. Semoga cepet insaf ya!!! *wish2014*

Ini nggak ada maksud apa-apa loh, Cuma mau berbagi aja :):);) semoga dari pengalaman gue ini bisa diambil pelajarannya buat teman-teman yang lain. I always believe that everything happens for a reason, CHEEERRRSS!!! dan buat team artikelku, Thankyouusomuch buat kesempatannya!!! At least I know,  i’ve skill to write an article. Makasih ya atas pemberitahuannya kalo isi artikel dan bahasanya sudah lumayan bagus. Bakalan terus belajar lagi!!! *finger-cross* Ketjuup!

Okay, bye. Masih ada deadline yang menunggu gue dengan manisnya.

Luuuv!!!

Ifa
/ /

If being good is not enough, then, why shud stay? what shud I do? why shud survive?

Yayayayaya, dan berbagai macam kata-kata menari-nari dengan indahnya di otak gue.

Am I wrong?
And all I did is never being right?
Shud I being anybody else?

dan berbagai macam pertanyaan pun meluncur dengan derasnya.

NoNoNo. No matter what, I will always be myself.
I never try to being fake, I always try to give, to show the real me.
I always try for being independent, for making a tiny request, for cover everything by my self.
As long as I can....

X : lo nggak kecewa? nggak sakit hati gitu?
Y : Don't mention it. Sakitlah, sakit banget. Mati rasa sih yang ada kalo gini terus.
X : Terus lo diem aja gitu? Nggak mau coba ngomong atau semacamnya, like talk heart 2 heart?
Y : HAHAHAHA. Apa sih yang bisa gue lakuin? Toh dengan diam atau bicaranya gue nggak akan mengubah apapun


Percaya atau nggak, sering banget di otak gue berputar bermacam-macam dialog. Buat gue sih daripada gue teriak-teriak meluapkan kekesalan gue alias impulsive. Ya meskipun sering juga sih dilakuin. At least nggak bakal merugikan orang lain, kecuali gue sendiri. Gue tahu, kesedihan itu nggak bisa dihilangkan, tapi seenggaknya bisa dituangkan ke dalam kata-kata yang membentuk sebuah rangkaian. Okey, let's say i'm stranger. But, it works for me.

Bagi gue senggaknya ini bikin lega, daripada cuma bertumpuk dan menjadi ganjalan.

Curhat banget? YAUDAH SIH.

dan di postingan selanjutnya gue bakalan bikin #YAUDAHSIHmoment

Just wait and enjoy it.
Byeeee
/ /


SKS. Sistem Kebut Semalam, Sistem Kebut Sekejap, Sistem Kebut Semampunya.  Well, begitu banyak singkatan yang bisa kita dapatkan dari tiga huruf berjuta makna ini, SKS.

Have you heard it? Or maybe have you did it?

Di penghujung Oktober hingga awal November ini, secara serentak hampir di seluruh kampus di Indonesia baik negeri maupun swasta sama-sama melaksanakan pekan UTS yang tidak hanya menyita waktu, pikiran, emosi, dan tenaga, terutama waktu tidur kita. Selama menjadi mahasiswa, saya rasa sistem SKS yang saya paling parah saya jalani adalah tahun ini. Bayangin aja sob, tidur pas banget sebelum azan subuh dan jam setengah 6 udah mesti bangun lagi. Mata panda? Nggak perlu ditanya lagi. Ab-so-lute-ly­. Tapi penderitaan belum berakhir sob, hal termiris dari yang termiris adalah walupun udah begadang semalaman ternyata  masih aja mati kutu pas berhadapan sama soal. Oh no, lebay sih tapi nyata. Waktu pengawasnya bilang waktu habis dan mesti ngumpulin berkas jawaban ke depan rasanya kaki udah lemes banget dan serasa nggak berpijak. Muka pucat, mati gaya, mampet ide.  Call it ADK, Analisis Data Kategorik yang sukses  bikin saya patah hati akut.

Seperti kehidupan yang memiliki rasa pahit dan manis, nggak selamanya hasil dari SKS ini menyedihkan alias sometimes it’s unexpected, di luar nalar. Rasanya lebih menyenangkan dibanding ketemu dengan gebetan, ketika ujian ternyata soalnya pas banget dengan apa yang dipelajari saat begadang semalaman.  Love it damn much!  

Tapi yang seharusnya dan sebenarnya-benarnya sih prepare well dari jauh-jauh hari, dicicil bukan dikebut. Kalau kata anak gaul jaman sekarang sih, “da apa atuh gue mah cuma manusia biasa.” To be honest, budaya SKS sudah menjadi sebuah kebiasaan, terutama untuk mahasiswa.

Kata buku tulis favorit saya waktu jaman SD, experience is the best teacher. Harapan sih seperti itu, tapi berdasarkan fakta yang ada, lagi dan lagi pengalaman terutama pekan ujian dan SKS hanya menjadi janji klise di awal tahun ajaran baru.  Mahasiswa oh mahasiswa. Tampaknya fenomena mahasiswa dan SKS sudah sulit untuk dipisahkan, let’s say, kayak gula dan kopi. Sudah ditakdirkan untuk berjodoh kali ya?

Terlepas susah senangnya SKS yang kebanyakan sih duka dan super deg-degannya, saya yakin suatu saat nanti, setelah saya melepas status sebagai mahasiswa (2015, amiiin) momen-momen yang kayak gini yang bakalan bikin kangen dan bikin susah move on. Salam hangat teruntuk para pejuang SKS di luar sana, selamat berjuang syoob! Mari raih hasil setinggi-tingginya dengan dengan waktu belajar seminimal mungkin. Kalo di matkul manajemen sih, buatlah se-efektif dan se-efisien mungkin. Terakhir saya cuma mau bilang, jangan ngaku mahasiswa kalau nggak pernah nyicipin yang namanya SKS. Let’s try!

Jadi, sudah berapa gelas kopi yang dihabiskan malam ini?:)
/ /
My Life as Young Entrepreneur (Short story)

Hello and happy Tuesday Night! Dan..selamat berlebaran haji juga peeps! Hore makan kambing!:)))
Sesuai sama caption pict di atas, gue mau berbagi something sama kalian. Well, menang kalah hal biasa kok, at least udah dicoba. So, here it is. Tulisan kali ini adalah tulisan yang gue kirim buat berpartisipasi di salah satu lomba. Sebut saja extravaganza. Sayang beribu sayang ternyata belom berjodoh buat jadi pemenang. Yaudah lah ya, hidup masih terus berlanjut. So..enjoy it! XD

Psssttt...ini sih passion terdalam juga, jadinya enjoy banget pas proses nulisnya. Cuma agak sedih pas proses editing karena mesti ngecut beberapa paragraf biar pas sama persyaratannya. FYI, 5 lembar itu ternyata dikit banget ya. Mungkin sih faktor jam terbang saya dan kurangnya latihan sehingga belum bisa menempatkan tulisan sesuai dengan persyaratan dan kualifikasi yang dibutuhkan.

Saya pernah membaca sebuah tulisan, katanya kalau kita mempunyai mimpi. alangkah baiknya jika dituliskan. Tara...dan inilah tulisan yang sebagian curcol, obsesi, dan mimpi-mimpi yang menjadi penyemangat saya. bukankah ini termasuk untain doa kepada Sang pencipta? :)
Overall, i love this one-called short story. happy reading!


****
My Life as Young Entrepreneur

Kenapa harus milih yang nggak pasti kalo ada yang pasti-pasti aja?

Kuno. Rasanya ingin aku jabarkan secara panjang lebar tentang pilihanku untuk menjadi seorang entrepreneur. Tapi aku bisa apa? Dengan usia yang baru menginjak angka dua puluh dua tahun, tiga bulan yang lalu, membuatku hanya bisa memendam kekesalanku di hadapan mereka, mereka yang lebih tua, yang katanya lebih hebat, yang katanya sudah khatam dengan asam garam kehidupan.

Yang katanya......

***

“Salah ya kalo gue males anter CV kesana kemari dan lebih memilih untuk memperjuangkan passion gue?” 

Siang itu panas, sepanas tekadku yang membara untuk membuktikan kepada keluarga besarku tentang mimpiku yang bukan hanya sekedar imajinasi belaka.

“Sama sekali enggak Re, justru dengan keadaan yang kayak gini harusnya sih jadi pecutan buat lo. Semakin lo diinjek, semakin tinggi juga keinginan lo buat survive dan membuktikan kalo lo bisa sama orang-orang yang terlanjur meremehkan lo.”

“Rasanya sakit banget Ta, bahkan sama keluarga lo sendiri. Can’t believe it.”

The moment, ketika lo diremehin sama orang-orang yang lo sayang, orang-orang terdekat lo.

I know, tapi gue percaya lo pasti bisa. Siapa sih yang nggak kenal  Remiya  Karina kalo udah  fight sama passionnya?”

Your best friend know you more than you know yourself.

Thanks God!  Detik itu aku percaya, kalau bahagia itu sederhana. Bukan dengan hura-hura atau pesta pora. Nggak perlu banyak orang buat bikin kita bahagia, tapi cukup satu yang akan tetap bertahan, yang akan menjadi sandaran, dengan atau tanpa sebuah permintaan. Tania did it. Tania Viscania, partner in crimeku dari awal masuk kuliah hingga lulus di Manajemen UGM.

“Inget kan mimpi lo buat sekolah lagi? Buat mengasah kemampuan desain lo? Buat bikin clothing line lo sendiri?”

Fight, work, face, and pray. You deserve to be success babe. Kita emang masih muda, tapi jangan remehkan kobaran semangat perjuangan kita.”

***

Perjalanan baru dimulai kala itu. Sebuah perjalanan yang perlahan mampu mengubah hidupku. Keluar masuk pasar, pergi dari pagi hingga petang, bahkan rasanya rumah hanya sebuah persinggahan di kala malam menjelang. Pergi kesana kemari, tanya sana-sini, mengorek informasi dari siapa saja, dari pemilik toko, tukang becak, tukang parkir, tukang siomay, hingga tukang gorengan. Katanya,  kalau kita berusaha dengan sekuat tenaga, maka  alam pun akan berkonspirasi untuk membantu mewujudkan mimpi-mimpi kita.

Nggak ada kesuksesan yang instan, semua butuh proses,  butuh perjungan,  juga pengorbanan.

“Mbak Remi, paketnya udah sampai. Barangnya ditaruh di tempat biasa ya.”

Mang Udjo, salah satu pekerjaku, menyadarkanku dari lamunanku 4 tahun yang lalu. Saat semuanya masih terasa bagai pungguk merindukan bulan, masih jauh dari jangkauan, masih berupa bayangan.

Semenjak clothing line milikku menjadi salah satu produk yang menjadi tren anak muda, nama Remiya Karina seakan-akan sudah menjadi konsumsi publik. Bahkan bukan sekali dua kali namaku dan clothing line yang aku miliki muncul di majalah remaja maupun koran ibukota.  Rasanya masih kayak mimpi yang terlalu indah buat menjadi nyata.

Sketching, designing, mix n match color, googling and browsing the latest style, sampai blusukan ke pasar dan mall-mall ibukota menjadi rutinitasku setiap harinya. Belum lagi melakukan controlling di bagian operasi, produksi. hingga marketing.

“Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.” Quote milik Andrea Hirata yang selalu diucapkan Tania di kala down menyergapku terbukti masih menjadi suplemen terbaikku hingga kini.

Kini jawaban atas doa-doa malam yang kami panjatkan terbukti sudah. Jika aku sukses nyemplung di dunia clothing line, Tania kini sibuk mengurus bisnisnya di ranah kuliner. Mojang Bandung yang satu itu memang pandai memanfaatkan peluang kota asalnya yang tidak pernah sepi, Paris Van Java. Bubblebee Cafe, sebuah coffee shop bertema vintage  yang berlokasi di Jalan Dipati Ukur No.15 yang tidak pernah sepi pengunjung terlebih saat weekend.

***
“Kami cuma nggak rela kalau kamu hidup terombang-ambing dalam ketidakpastian. Apa susahnya sih mengubur mimpi kamu demi sebuah hal yang pasti?”

Masih membekas dengan jelas di ingatanku ketika mama, papa, dan kakak-kakakku yang kebetulan semuanya memang PNS memarahiku habis-habisan karena keenggananku untuk melamar kerja baik ke instansi pemerintahan maupun ke perusahaan swasta. 

Bukan, bukannya aku terlalu malas dan hanya memikirkan untuk bersantai ria dengan memilih untuk berwiraswasta. Jauh dari itu, menurutku prospek kedepannya jauh lebih besar. Jika seorang pegawai negeri bisa mendapatkan gaji sebesar x per bulannya, maka aku harus bisa untuk mencapai omset yang lebih besar berkali-kali lipat dari x.

Justru menurutku jam kerja seseorang yang berwirausahalah yang nggak ada habisnya. Tak kenal waktu, tak kenal tempat, bahkan tak mengenal yang namanya weekend. Seorang enterpreneur dituntut untuk selalu kreatif, inovatif, dan mampu membaca peluang. Kalau nggak ya siap-siap aja dengan pelaku usaha baru yang lebih fresh dengan segudang ide dan produk barunya.

Time flies, people changes. Seiring berjalannya waktu semuanya terasa berubah. Bahkan kini keluargaku yang semula bersatu untuk menentangku kini berbalik untuk mendukungku. Aku percaya, semuanya yang diawali dengan niat baik pasti berakhir dengan kebaikan. Bermodal dengan 50% nekat dan 50% tekad.

“Mbak Remi diminum dulu tehnya, awas loh mbak jangan terlalu capek-capek, nanti sakit kan si mbok juga yang repot.”

“Iya mbokku sayang, ini Remi cuma periksa berkas perjanjian kerja bentar kok mbak, abis itu langsung tidur.”

“Nah gitu dong mbaknya kan si mbok jadi lega. Jangan lupa sholat dan bersyukur sama Gusti Yang Maha Kuasa.”

“Siap Komandan!” kataku sambil menirukan gaya hormat ala-ala prajurit kepada atasannya ketika diberi perintah. Mbok Minah, asisten rumah tanggaku itu memang nggak ada matinya untuk berkhotbah panjang lebar jika aku sedang lembur seperti sekarang. Cerewetnya persis seperti mamaku, bahkan rasanya aku seperti memiliki dua mama yang selalu ingin menjagaku.

***
Pancious Pancake, GI.  12.30

Blueberry cheese cakenya satu dulu aja mas sama ice chocolatenya satu.” Hari ini aku ada janji untuk interview dengan reporter majalah kampus di salah satu universitas swasta ternama yang tertarik dengan bisnis yang aku jalankan saat ini.

Di dalam kamusku, lebih baik menunggu daripada ditunggu. Makanya, walaupun waktu janjian kami masih setengah jam lagi, aku lebih memilih untuk lebih dulu berada di lokasi sambil menikmati  tempat makan yang super comfy dan homy ini.

“Kak Remiya ya? Maaf ya kak aku telat. Perkenalkan kak, aku Nadiana Putri dari com-speak magz.” Seorang gadis muda yang jika kutaksir umurnya masih 18 tahun terlihat menghampiri mejaku dengan agak tergesa-gesa. Dari stylenya aku bisa melihat bahwa ia cukup peduli dengan fashion dan harus ku akui memiliki skill yang lumayan dalam menentukan outfit of the daynya. Mungkin bisa kupertimbangakan untuk ku rekrut menjadi asistenku beberapa tahun lagi.

 “Nggak papa kok, selow aja. Mending kamu pesen dulu aja” Kataku santai sambil mencairkan suasana. Sekilas ekspresinya cukup tegang, mungkin ia pernah mendapat sambutan yang tidak mengenakkan dari narasumber sebelumnya.

“Hehe, makasih ya kak. Aku kirain kakak tipe pengusaha sukses yang serius. Eh nggak taunya baik banget gini.” Kekehnya pelan sambil mengambil buku menu yang aku sodorkan.

“Boleh dong kak dishare suka dukanya dari awal merintis sampai sekarang.”

“Duh kamu bakalan capek deh kalau dengerin semuanya. Ibaratnya sih kayak dibacain dongeng sebelum tidur.”

“Kakak bisa aja deh bercandanya. Hehe seriusan nih kak.” Katanya lagi dengan mata berbinar, bolpoin yang sudah stand by di atas notebook mini pinknya, serta mimik serius yang terlihat dari raut wajahnya.

“Nanti kamu cek blog dan buku aku aja ya, semua lengkap kok disitu. Sekarang kita makan dulu aja, tuh pesenannya udah dateng. Habis makan kita lanjut lagi interviewnya.”

“Pantesan aja banyak fansnya. Udah cantik, baik , masih muda, pinter nulis, pengusaha sukses lagi. Ah kakak. Mau banget jadi kakak!” katanya terlalu berlebihan.

Enam bulan yang lalu aku ditawari oleh sebuah penerbit untuk menuliskan kisah hidupku ke dalam buku non fiksi. Sebuah buku yang ditulis dengan bahasa yang mudah dicerna dan ditujukan untuk memotivasi kaum muda  agar terus berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. My life as Young Enterpreneur, buku dengan tebal 200 halaman yang dilengkapi dengan ilustrasi menarik dan sengaja didesain full color, resmi dirilis dua minggu yang lalu dan mendapat sambutan yang sangat positif dari masyarakat. Sungguh di luar ekspektasiku. Sebuah perjalanan hidup, kumpulan mimpi, dan bukti kerja keras dari seorang Remiya Karina. 

I have a dream, and I fight for it.

Tak pernah terbersit dalam anganku untuk berpamer ria dengan apa yang aku miliki kini. Sungguh, bukan itu kawan. Aku hanya ingin berbagi dan melalui buku ini aku ingin mereka percaya, bahwa segalanya akan menjadi nyata jika kita berusaha sekuat tenaga.

Sebuah kalimat pendek milik Nad—nama panggilan dari Nadia, menutup interview kami sore ini. “Pada dasarnya semua berhak mendapatkan yang terbaik setelah melakukan yang terbaik. Kalau kakak bisa kenapa yang lain enggak?”



/ /

Mengikat janji sehidup semati, mewujudkan angan yang terlanjur terpatri di hati. Sorak sorai serta tepuk tangan para hadirin malam itu menambah asupan gegap gempitaku. Malam itu tepat 25 tahun pernikahan kami, kawin perak, katanya. Kawan lama, keluarga, kerabat, relasi, serta tetangga turut serta memeriahkan hari jadi kita, kamu dan aku.

Masih ku ingat senyummu, garis wajahmu, harum tubuhmu, bahkan caramu berbicara. Semua masih sama, masih terlalu indah untuk dilupakan. Malam itu, kala perayaan telah usai, kau memanggilku dengan mesra dari sisi tempat tidur besar kita. Kau menuntunku ke balkon dan memangku gitar kesayanganmu.

“Kamu itu hadiah terindah buat aku, dulu, saat ini, dan untuk selamanya. Bahkan sampai aku kembali ke hadapanNya.”

“Udah malem, nggak usah ngawur deh.” Kataku saat ini sambil mencubit pelan lengan dan perutmu, Tahukah kamu jika saat itu aku ketakutan setengah mati?

Sungguh, berpisah denganmu adalah mimpi terburukku. Selama 25 tahun aku selalu melihatmu di kala ku bangun maupun bersiap untuk tidur. Dimulai dengan mengecup pelan keningku, sampai merengkuhku ke dalam pelukanmu. Kamu ,hanya kamu. Begitu terulang setiap harinya.

***

“Ikhlaskan Nin, jangan bikin Reno berat melepasmu.”

Entah sudah berapa lama aku hanya memandang kosong ke tempatmu berbaring dengan nyamannya. Wajahmu yang tampan masih mengguratkan senyum manismu disana, bahkan garis-garis ketampanan dan sisa-sisa kegagahanmu tidak memudar seiring dengan tubuhmu yang makin mengurus dan kulitmu yang makin memucat.  Aku sayang kamu, hanya itu yang bisa ku ucapkan berkali-kali melalui telinga kanan dan kirimu.
Sudah 40 hari engkau terbaring koma tak berdaya di ruangan serba putih yang dipenuhi dengan bau khas obat-obatan, bau yang paling aku benci. Tapi demi kamu, aku mencoba untuk kuat dan menepis rasa takut dan benciku.

“Dicoba pelan-pelan ya, Adit butuh kamu Karenina.”

Bahagiamu, bahagiaku. Mungkin hanya inilah yang bisa aku lakukan untukmu, membuatmu bahagia dengan melepasmu. Andai saja kau bukan Aditku, mungkin aku tak kan pernah rela melepasmu. Tapi kamu Aditku, orang yang paling mengerti aku. Selembar surat yang dibungkus dengan amplop berwarna peach, warna kesukaanku tiba-tiba kutemukan dalam laci riasku saat aku sedang mencari bedak untuk menyamarkan rona pucat pasi pada wajahku sebelum mengantarkanmu ke tempat terakhirmu.

How sweet you are? Bahkan di detik-detik kepergianmu, kau masih saja tetap berusaha untuk membahagiakanku.

Aku tahu kamu pasti bisa melewati hari-hari tanpa aku di sisimu. Kamu kuat, kamu bisa.p Percayalah, dengan atau tanpa aku di sisimu, kamu berhak untuk selalu bahagia, dan aku akan selalu hidup dalam senyum dan hatimu. I love you, always.

Your Hubby, Adit.

Dan puisi milik Djoko Damono, ikut tertulis dengan apik di dalam surat milik Adit.

pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari


Haiii kalo liat banyak typo sana-sini dan isinya agak-agak maksa ya maklumin aja lah ya. FYI, tulisan ini dibuat kurang lebih sekitar setengah jam, dan ternyata jam terbang saya belum memadai buat bisa menyelesaikan tulisan tepat waktu dalam tempo sesingkat itu. Yup! event #FF2in1 yang diadakan oleh @nulisbuku. To be honest, ini memacu adrenalin banget loh, silahkan dicoba :D

/ /

 “Jadi selama ini lo bela-belain ini itu cuma buat dia? Dia yang bahkan nggak pernah menoleh buat lo? Are u kidding me?”

Tara menatap frustasi ke arahku. Semenjak sesi curhat dari hati ke hati satu jam yang lalu, dan semua yang selama ini terkunci terbuka rapat, aku tak ubahnya bak terdakwa yang sedang menjalani persidangan.

“Gue nggak masalah kalo lo lagi jatuh cinta dan pengen terlihat special di mata gebetan lo. Tapi seenggaknya nggak kaya gini Na. Lo sadar nggak sih? Renata yang ada dihadapan gue bukan Rena yang dulu gue kenal.”

Skak! Gue cuma bisa terdiam dan memandang hampa langit-langit kosan Tara. Nggak munafik dan nggak mengelak, toh sedalam apapun lo menyimpan rahasia, suatu saat pasti bakal terkuak juga. Harus gue akui, semenjak kenal Adit, senior dua tahun di atas gue, dunia gue memang berubah dan berfokus pada lelaki itu. Nggak peduli dia sadar atau nggak sama keberadaan gue, nggak peduli apakah suatu saat dia bakalan membalas rasa yang dari hari ke hari semakin dalam buat dia seorang.

Semua bermula saat ospek tiba, kegagahannya, kharismanya, dan ketampanannya seakan mengalihkan dunia gue. Waktu itu, lagunya Afgan-wajahmu mengalihkan duniaku lantas menjadi soundtrack favorit gue. Maklum, lagi dimabuk asmara.

Pelan tapi pasti gue mulai mencari-cari semua info tentangnya dan kepo jejaring sosial yang dimilikinya menjadi rutinitas gue setiap malamnya. Nggak jarang tiap kuliah pagi gue ketiduran di kelas dan sering ditegur dosen. Sampai saat itu tiba, saat-saat yang tadinya gue rasa sebagai best moment dari perjalanan cinta gue yang berujung  happily ever after.

Dari awal semua memang terasa bagaikan mimpi yang ternyata berakhir hanya sekedar mimpi belaka. Sempat dekat beberapa bulan, mulai menyesuaikan dan ketergantungan, hingga semuanya terasa memyakitkan.

The hardest moment of broken hurt is to let him go but your heart still into him.

Nyatanya selama ini yang Adit lihat bukan sosok Rena yang sebenarnya, melainkan Kirana. Kirana Naraya, mantan sekaligus cinta pertama Aditya Rezki yang telah berpulang ke pangkuanNya tiga tahun yang lalu.

“Seenggaknya lo harusnya sadar Na kalo Tuhan masih sayang sama lo. Buktinya lo dikasih tahu kan lewat caraNya tersendiri kalau selama ini lo cuma dijadiin sebagai “pengganti” yang telah pergi hanya karena fisik lo persis banget sama mantannya. God with you, you deserve better beib.”

Dan alunan nada milik Hoobastank mengalun dengan lembut dari iPod biru milik Tara, No one can change a person, but someone can change a person for a reason. Kini aku hanya bisa tertawa mengingat kebodohanku selama ini. Rela berubah demi sebuah hal yang sia-sia. Duh, cinta!


/ /
"Motivasi menjadi panitia, apakah sekedar gengsi ataukah ajang aktualisasi diri?"

Sudah sejak lama aku bertanya-tanya, namun belakangan ini sekelumit untaian kata yang tak sengaja terlintas di kepalaku menari-nari dengan ritme yang lebih cepat dengan kuantitas yang lebih banyak dari biasanya.

Di kampusku tercinta, yang tak pernah henti dengan berbagai rentetan acara yang memenuhi di setiap akhir pekan tentunya tak pernah sepi dengan ajang pencarian panitia.

Open recruitment bla..bla..bla...dengan stand-stand pengambilan formulir yang berjejer apik di sepanjang koridor pertama.

Katanya... mahasiswa sukses dan berprestasi itu yang punya kegiatan seabreg-abreg, yang hobinya kura-kura. Kuliah rapat, kuliah rapat.

Dulu, kala aku masih duduk di tahun pertama, rasanya memiliki kebanggaan tersendiri setiap berhasil lolos menjadi crew sebuah kepanitiaan. Biasanya sih seminar. Baik skala kampus, maupun nasional.
Kala itu menghadiri sebuah seminar pun rasanya terasa menyenangkan. Bahkan rela menyisihkan waktu di akhir pekan demi selembar sertifikat dan menyimak ulasan dari narasumber yang tak selalu temanya aku inginkan.

Makin hari, saat kegagalan berubah menjadi keberhasilan, saat kegagalan berujung penerimaan, rasanya semua menjadi hambar. Jenuh, bosan, dan nggak ada tantangan.

Yang seharusnya membuat nyaman malah menjadi beban. Dan mau tak mau semua berubah menjadi tekanan.

Lagi-lagi aku bertanya, "ada apa sebenarnya dengan mereka?"

Motivasi apa yang menjadi landasan bagi mereka yang gemar melakukan sesuatu yang menurutku layak disebut dengan totalitas perjuangan. Yang bahkan tak mendapat imbalan dan tak jarang justru harus mengeluarkan kocek pribadi agar program tersebut berjalan.

Committe needs commitment. Full committment.

Rasa-rasanya aku masih jauh dari itu semua. Daya juangku mungkin tak sehebat mereka, dan komitmenku masih perlu dipertanyakan.

Mencari pengalaman itu penting, tapi yang sesuai dengan keinginan dan hati jauh kebih penting. Bukan sekedar untuk mencoba peruntungan.

Beda kasus jika memang sejalan dengan passion. Karena yang namanya passion nggak akan salah alamat.

Dari kenyamanan menjadi sebuah tuntutan. Dari kenikmatan menjadi sebuah keterpaksaan.

Lantas...masih pantaskah untuk dipertahankan?
/ /
Reunited!
cofee toffee

Sama seperti baca buku, hangout bareng partner in crime bukan lagi hanya sekedar keinginan melainkan kebutuhan. Well, love to say that finally i meet my bestie after a long long time. Pending-cancel-reschedule again and again.

Coffee toffee, sebuah coffee shop yang masih terhitung baru di kota hujan tercinta menjadi pilihan kami untuk melepas rindu, memadu tawa, dan bercengkrama bak anak remaja. Eh ini sih emang forever young ya :P That moment when you can do stupid things together, lost yourself, do so much fun, and laugh together.

Rule number 1 :  put ur cellphone on ur bag except photo time. Dont use it on play time, eat, talk, & share. (just watch 'i forgot my phone on youtobe. Then u'll do like me) hihi karena perubahan kan dari hal terkecil ya?

Oke, balik lagi ke coffee toffee. Kenapa milih tempat ini?

1. Karena emang kepengen udah lama & belum kesampean. Asyiknya kalo lo sahabatan sama orang yang punya passion, hobi, sama addict ke hal yang sama. Yuhuuu we are coffee freak & also food traveller.

2. Tempatnya nyaman banget. Semacam kafe yang emang di desain buat orang-orang yang pengen menghabiskan waktu yang lama di tempat itu buat quality time. Halal kok hukumnya disini buat ngakak berjamaah dan heboh sendiri. Feels like home deh.

Dengan sofa yang empuk, full music, dan mainan yang tersedia disana yang emang membantu lo buat menjauhkan diri lo dari kesibukan dengan handphone untuk beberapa saat. Monopoli, ular tangga, remi, bahkan uno tersedia disana.

So comfy! (:

3. Price. Yang namanya mahasiswa tau sendiri kan nggak bakal jauh-jauh dari yang namanya range harga. Murah, enak, dan nyaman: 3 aspek utama dalam perhedonian hihihi. What u give is what u get. Dari range harga yang ditawarkan & kenyamanan yang lo dapetin worth it banget lah. Belum lagi juga free wifi disini. Buat yang muslim nggak usah takut karena pihak coffee toffee juga menyediakan musholla untuk sholat disini.

Berhubung laper berat karena belom sarapan, gue memutuskan untuk memesan spaghetti meatball & hazelnut craves. Aslinya sempat bergalau-galau ria dulu sama Angel berhubung kebanyakan pilihan dan makin menambah tingkat kebingungan.

[sangat nggak disarankan buat yang pengen nasi karena nggak disediakan disini. Sekali-kali diversifikasi pangan boleh lah ya..]

Beaf sambosa & give almond akhirnya jadi pilihan terakhir angel,sedangkan icin memuaskan dahaganya cukup dengan iced capuccinno berhubung udah makan sebelumnya.

Sambil nunggu pesenan; kita keasikan main ular tangga. Dan sayangnya gue nggak berkesempatan buat jadi juara pertama. Lagi lagi turun lagi, padahal udah nyaris bisa nyelesaiin permainannya. Haaah!

Seperti yang udah gue bilang di atas, disini lo nggak perlu malu-malu buat sekedar haha hihi ketawa tiwi sampai heboh berjamaah. Karena pelanggan adalah raja. Bahkan meja belakang kami juga nggak kalah bocah saking asyiknya sama mainan yang disediakan. Pssst, bahkan di meja lain ada yang entah tidur-tiduran or ketiduran sambil nungguin pasangannya yang sibuk kerja dengan laptopnya.

Intinya kita enjoy banget disini & ngerasa puas dengan kualitas kebersamaan kita yang emang jarang-jarang. Hiks! Nasib beda kampus...

Berhubung icin ngidam sop duren jadi kita memutuskan buat menjelajahi tempat nongki-nongki cantik selanjutnya. Sop duren lodaya.

Sop duren lodaya ini (walaupun adanya di bangbarung) merupakan cabang dari sop duren yang ada di depan mcd lodaya. Letaknya masih di seputaran Bangbarung alias Bantarjati yang nggak terlalu jauh dari cofee toffee.



Kalo dilihat sekilas sih tempatnya nggak terlalu wow dan menjanjikan kualitas rasanya. Lagi lagi quotes lawas "dont judge the books by the cover" berlaku disini. Rasanya mantep men! Juara!!!
Dan ternyaa setelah kita pesen dan duduk cantik, intensitas pengunjung yang sebenarnya mulai terlihat. Yup, rame terus nggak sepi-sepi. Sirkulasinya cepat. Ada yang keluar, banyak yang masuk.

Berhubung gue udah kenyang dan masih tahap coba-coba akhirnya gue pesen sop duren biasa aja, icin sop duren oreo, dan angel sop duren special with brownies. And voila! Waktu pesanannya sampai ternyata ada taburan keju di atasnya. Yum!

Komposisinya pas. Jadi bayangin aja sop buah duren lodaya itu macem sop buah pa ewok yang di atasnya dikasih duren di atasnya dan dikasih sentuhan terakhir dengan taburan keju. Seger banget dan nggak enek sama sekali. Jauh banget dari dugaan gue pada mulanya.

Cukup dengan 13ribu rupiah biat menu biasa dan lo bakal merasa another heaven come to you!

Ye-yo surga dunia.

Buat yang brownies juga nggak enek sama sekali loh, bahkan enak.

So, yang mau mampir-mampir cantik dan emang dasarnya demen kulineran bisa datang kesini.
Bestfriend, yummy food, & your favorite things. Sekali lagi kita bisa membuktikan bahwa bahagia itu sederhana. Nggak perlu repot, nggak perlu ribet.

Re-united, another simple way to cheer you up.

Well, berhubung kita food traveller wannabe, so nantikan perjalanan kami selanjutnya.
Makan enak, perut kenyang, hati senang. Daripada frustasi, mending kita hepi-hepi :D

Looove!
Ifa.


the three of us



/ /
"Oh...jadi ini yang namanya semester 5?"
"Oh...jadi ternyata ini rasanya semester 5?"
"Oh..ini toh semester 5. Ohhhhh ini tooooooh...Ohhhh....."

Chapeeekkkkk. Capek pake 'h', bukan capek lagi tapi capek banget.

Ritme kehidupannya sih gini:
senin-rabu=kerja rodi,
kamis-jumat=mulai kipas-kipas,
sabtu-minggu: hellooo myfavorite days<3

Tapi lagi dan lagi, sebagai mahasiswa yang baik gue cuma mau ngingetin sob.

Weekend means holiday, but task never die.

Dang!

Am I complaining?
☹☹☹
Bukan bermaksud berlebay ria. Tapi....apa daya?

****

Kira-kira itulah kesan pesan awal memasuki semester baru awal september kemarin.
Resmi tingkat 3 ciyn!

Dilihat dari materi maupun beban yang ditanggung, nggak perlu ditanya lagi deh. Tsedaaap banget asli.

Nongki-nongki cantik di perpus? Weits ini sih udah jadi santapan semenjak semester ini. Ya, perlu pembiasaan memang melalui tugas yang harus dikerjakan.

Kalo semester kemarin banyak bgt pelajaran & pengalaman yg didapat, terutama organisasi & kepanitiaan. Rasa-rasanya semester ini pengen nyoba yang lain & fokus di passion.

For ups and downs, for sad and happiness, for hard and easy things.....
please welcome five!

Lagi-lagi di semester ini mencoba lagi peruntungan seperti semester lalu. Yap, 24 sks! (again)
Kali ini statusnya bukan cuma anak ilmu keluarga dan konsumen lagi melainkan resmi berminor manajemen ria.

Wohooo, lots challenge!!! Hopefull everything gonna be fine, endjoooy & works beautifully.
So, hello fifth! Be mineee♥
/ /
Reborn #3

Flirtationship, aren’t us?

---------------------------------

Sebuah pajero sport putih terparkir dengan sempurna di kediaman keluarga Wijaya. Wanita paruh baya yang masih jelas terlihat kecantikannya keluar dari mobil tersebut bersama anak lelaki tanggung berpolo shirt putih.

“Yo, beneran mau turun?”

“Iya ma, ada yang harus Rio selesaiin sama Ify. Mama tau kan gimana tersiksanya Rio tanpa Ify?”

Goodluck ya sayang, mama doain yang terbaik buat kamu.”

****

Sementara itu, di lantai dua rumah bergaya vintage milik keluarga Wijaya, tepatnya di atas balkon, seorang gadis yang merupakan putri tunggal dari sang empunya rumah melirik dengan tidak suka ke halaman depan rumah mereka, khususnya kepada tamu yang baru saja datang ke kediaman mereka.

“Ih mau ngapain lagi sih  itu anak satu. Nggak puas apa udah nyakitin gue.”  Ify menggerutu dengan kesal sambil melemparkan pandangannya tepat ke arah pintu masuk rumahnya. Kamarnya memang sangat strategis karena bisa mengakses view dari semua sudut rumahnya. Bukan hal yang aneh kalau Ify bisa melihat dengan jelas siapa saja tamu yang datang ke rumahnya.

“Ifyyyyy, turun dong sayang, ada Rio tuh.” Suara Revanya Putri Wijaya, sang mama, terdengar jelas dari lantai bawah dan membuat Ify mau tak mau harus menemui tamu yang sama sekali tak diharapkannya itu. Dengan sedikit touch up dan hanya merapikan rambut serta baju yang dipakainya Ify segera bergegas menghampiri sang mama sebelum dirinya dipanggil untuk kedua kalinya.

“Halo Fy, cantik banget sih kamu. Kok sekarang jarang main ke rumah? Tante kangen banget loh sama kamu.” Amanda memeluk Ify dengan hangat layaknya sang ibu kepada anaknya yang sudah lama tak bertemu.

Nyaris dua minggu sudah proses Rio-detoksifikasi berhasil Ify jalankan dan selama itu pula segala hal yang bisa membuatnya berhubungan dengan Rio otomatis ia hindari, begitupun kunjungan rutinnya ke rumah Rio yang sedianya nyaris tiap hari ia lakukan.

“Hehe Tante Manda bisa aja. Lagi sibuk ngurusin kuliah aja kok tan.”
Gimana gue bisa pasang tampang bete kalo mamanya aja sebaik ini, umpat Ify di dalam hatinya.

“Iya tuh jeng, Ify excited banget sama urusan kampusnya, bahkan ngumpulin berkas aja bela-belain sendiri loh.”

“Tuh yo, kalah kamu. Masa cowok minta dianter mamanya segala.” Amanda menyikut pelan lengan putranya yang duduk persis disebelahnya.  Sementara Rio hanya melempar senyum seadanya, dasar mama pake buka rahasia perusahaan segala, batinnya.

“Oiya silahkan diminum sama dicicipi jeng, Nak Rio.”

“Duh jadi ngerepotin nih jeng.”

“Alah, kayak sama siapa aja deh. Kebetulan tadi pagi Ify kepengen  bikin cheesecake  yaudah deh sekalian aja buat stok cemilan di kulkas.” Revanya tertawa renyah sambil mempersilahkan kedua tamunya untuk mencicipidessert favorit sekaligus buatan putri semata wayangnya itu, putri kebanggaannya.

By the way, jadi ambil dimana Fy?” kali ini yang terlihat mendominasi percakapan di antara mereka justru sang mama dari kedua pihak.

Sekilas, terlihat, baik Ify maupun Rio terlihat enggan untuk berbicara satu sama lain. Kalau Ify sih sudah pasti malas, sedangkan Rio justru sedang kesulitan untuk mencari waktu dan rangkaian yang tepat untuk memulai percakapannya dengan Ify. Like they used to.

“UPH tante, Fakultas musik, sesuai sama passion aku. Ify liat progressnya bagus banget disana tan.” Tanpa Ify sadari, sepasang mata yang dari tadi terus menatapnya terlihat menghembuskan nafas bahagia. Thanks God! Rio tersenyum tipis mendengar jawaban yang meluncur dari bibir gadis cantik itu, mama emang juara deh!

“Wah sekampus sama Rio dong Fy. Tante lega deh jadinya, nanti kalau Rio bikin ulah atau gimana laporin aja ya ke Tante, kayak biasa Fy.”

Lain Ify lain Amanda, jika Amanda melancarkan pertanyaannya sambil tersenyum, Ify nggak berhenti untuk merutuki nasib sialnya itu,  Oh No! gue sekampus lagi sama Rio.

What? Apa-apaaan? Gila gak biasa dibiariiiiin!!!!!

Ify menghembuskan nafasnya dengan kasar dan memutar bola matanya secara perlahan agar tidak terlalu kentara. Jika tidak ingat ada Amanda disini pastinya Ify sudah berteriak dan mencak-mencak nggak karuan.

Kesal sekaligus bete, Ifypun merogoh ponsel yang ia taruh di saku celananya dan secara kilat mengetikkan pesan singkat pada Alvin.

To : Koko Apin
Danger!!! Warning!!!! Siaga satu!!!!
Damn it!!!!!!!!
Unbelieveable!!!!!! gue bakalan sekampus lagi sama Rio :{{{{{

SEND

Sementara Ify sibuk meratapi nasibnya, Rio justru sedang bersyukur sebanyak-banyaknya kepada takdir yang telah membawanya kepada satu kebahagiaan sederhana, sekampus sama Ify.

“Rio ambil jurusan apa memangnya jeng?” kali ini Revanya menimpali perbincangan Amanda dan putrinya, Ify. Sebagai mama sekaligus teman curhat putrinya, tentunya Vanya tahu betul jika perkataan Amanda sedikit banyak menguncang kestabilan hati putrinya yang kini mulai tertata lagi. Tentunya, juga akan mengganggu proses move on yang sudah dilakukan Ify selama ini.

“Sama persis jeng sama Nak Ify, kayaknya kita bakalan besanan nih.”

Uhuuuk. Baik Rio maupun Ify sama-sama tersedak dengan perkataan Amanda barusan.

*****

“Jadi, kenapa lo nyuekin gue selama ini? Lo sengaja ngehindar dari gue Fy?”

“Lo pikir?”

“Fy please dong kasih tau salah gue dimana. Asal lo tau, rasanya kesiksa banget diem-dieman kayak gini. Apalagi semua telfon, sms, mention, bbm, line, bahkan email dari gue nggak ada yang lo jawab.”

Lo pikir gue nggak?  Tentunya kalimat sarkastis ini hanya meluncur di dalam batinnya saja. Bisa nambah besar kepala aja tuh si Rio, pikirnya.

Berhubung orangtua dari kedua muda-mudi ini memutuskan untuk belanja bulanan bersama, sebagai tuan rumah yang baik tentunya Ify berkewajiban untuk melayani tamunya dengan baik. Jadilah Ify dan Rio menghabiskan waktu bersama di gazebo belakang kediaman Wijaya.

“Gue sibuk.” Seolah menunjukkan keengganannya untuk berinteraksi dengan Rio, Ify meninggalkan gazebo yang tadi didudukinyabersama Rio dan berjalan ke arah ayunan yang memang disediakan di halaman belakang Keluarga Wijaya.

“Kasih gue clue  dong Fy.” Entah kelewat nggak peka atau memang kelewat pikun, bahkan Rio nggak sadar dan nggak tahu salahnya dimana.

Well, nggak penting. Lagian kita kan emang lagi break  latihan band bukan?” balas Ify singkat tanpa menatap Rio.

“Tapi kan selama ini kita masih suka jalan bareng meskipun nggak lagi ada project apapun Fy. Gue ngelakuin kesalahan yang besar banget ya sama lo Fy?”

Ify mendengus kesal melihat senjata andalan yang mulai Rio keluarkan. Apalagi kalau bukan tampang memelasnya yang dilengkapi dengan puppy eyes yang ia miliki. Minta banget deh buat pengen bikin orang luluh.

Ma-le-sin.

“Percuma Yo, udah basi.”

Getaran di saku celana Ify menyelamatkan gadis cantik itu dari tatapan penuh tanya Rio, tatapan yang menuntut penjelasan dari sikap diam Ify selama ini.

From : Koko Apin
HAHAHHAHAHA SELAMAT MENIKMATI ADIKKU YANG CANTIK. LOVEYOU MUAH!!!!

Sialan, bahkan si Apin malah ngasih selamat, bukannya bantuin gue kek.
Oh gawd! Apa salah Ify sih?

******

Sudah setengah jam Berlalu sejak kepulangannya dari rumah Ify dan Rio masih saja terlihat frustasi, makin frustasi malah dengan diamnya Ify. Jika ada pepatah yang mengatakan diam itu emas, dalam kasus ini yang ada diamnya Ify malah makin menyiksanya. Bahkan Alvinpun terkesan enggan membantunya dan mengabaikan bbm, sms, dan telfon darinya.

Gue harus gimana?

Saking frustasinya, Rio memilih untuk tidur-tiduran sambil menscroll timeline twitter di atas ranjang berseprai klub bola kesayangannnya, namanya juga cowok.

Hingga tanpa sengaja iya menemukan sebuah tweet yang menarik perhatiannya dan membuatnya melek seketika.

Flirtationship. More than a friendship, less than a relationship.

Rio membayangkan dengan ngeri hari-harinya yang mungkin akan berubah menjadi kelabu tanpa Ify di sisinya,nggak, nggak bisa dibiarin, lo harus ngelakuin sesuatu yo! Cepat atau lambat.

Sungguh, selama ini ia kelewat nyaman dengan Ify dan menganggap Ify sebagai pusat dunianya, sahabat terbaiknya, dan alasan dibalik senyum dan kebahagiaannya. Bahkan sebagian dari hari-harinya mereka habiskan bersama. Tanpa pernah menyadari kemungkinan adanya hati yang tersakiti dibalik sikapnya yang seperti itu. Toh selama ini Ify baik-baik aja, pikirnya.

Semuanya berjalan lancar sampai pikirannya membawanya kepada kejadian dua minggu yang lalu. dimana secara tidak langsung ia lebih memilih Acha, adik kelasnya, dan terkesan menelantarkan Ify. Sebuah kejadian yang diyakininya kini sebagai awal dari mimpi buruknya, awal renggangnya hubungannya dengan Ify, awal Ify memulai untuk mundur secara perlahan dari kehidupannya.


Flirtationship, aren’t us?



To be continued

********

Hallo! happy fasting everybodeeeeeh. hehe maafin ya udah ngaret entah udah berapa lama. Enjoy it, dan semoga suka ya. Leave ur comment gais:)

/ /
#GarageSale!!!!
Hi gals buat yg suka tampil fashionable gue ada handmade wedges dari adorable project indonesia. Kondisinya masih bagus banget & cuma dipake 3x an.
More info, just ask on twitter/line : ifaaahsm.
Tabitha cream wedges, faux leather, 5cm, special price only 150k. Murmer banget loh, aslinya 195k.
Thanks beauty! <3

/ /
#RJF2013
Pentas musik di pelataran masjid? Mungkin nggak sih?

Nggak ada yang nggak mungkin guys, #RJF2013 jawabannya J

Ramadhan Jazz Festival 2013

Have you heard about it?

Have you watched about it?

Or have you come and join that awesome event?

Tanggal 19-20 Juli 2013 kemarin diadakan Ramadhan Jazz Festival untuk ketiga kalinya di pelataran Plaza Masjid Cut Meutia Menteng yang diselenggarakan oleh RICMA (Remaja Masjid Cut Meutia ) dan Wartajazz. Ramadhan Jazz Festival atau yang lebih dikenal melalui hashtag #RJF2013 berhasil menjadi trending topic world wide beberapa kali pada hari pertama serta mampu mendatangkan lebih dari 5000 penonton pada hari kedua. Superb!


5th grade on TTWW! Yippie!

TTWW ke-6. Hamdallah J

Acara ini sengaja diselenggarakan oleh @RICMAupdate dan @wartajazz untuk menarik para remaja dan generasi muda, pada khususnya, untuk beramai-ramai datang ke masjid, sebagai syiar islam yang disampaikan melalui musik. Acara ini sendiri dilaksanakan setelah shalat tarawih selesai. Nggak heran kalau para penonton Ramadhan Jazz Festival ini duduk di atas hamparan sajadah.
   
Menariknya, acara yang mendatangkan musisi jazz ternama ini hanya menggunakan donasi buku bacaan sebagai pengganti tiket masuk. Karena tahun ini panitia ramadhan jazz bekerjasama dengan sahabat pulau untuk mendirikan perpustakaan di Wakatobi dengan buku-buku yang berhasil disumbangkan pada Ramadhan jazz Festival 2013.

What a great event, Right?

Idang Rasjidi, Tulus, Barry Likumahuwa n friends, Dwiki Ramadhan, Hajar Bleh Band, Shadu, Arif Ishadi Band, Joey Alexender, Sandi Winarta, Pretty Lotion, Suave, Shena Malsiana, Bertha, Diah Ayu Lestari YK, IYR dan sederet musisi lainnya turut memeriahkan dan mengguncang panggung Ramadhan jazz Festival 2013. Bahkan, pada hari kedua #RJF2013, meski sempat diguyur hujan, para penonton tetap bersemangat menikmati jazz dan berdzikir massal dipandu oleh Dwiki Dharmawan.

#RJF2013 Hari Kedua. Biar Hujan tetap on fire (:

Religius, Charity, Sociotainment,Fun, Young spirit, and Epic. Alhamdulillah pada #RJF2013 ini terkumpul kurang lebih 2000 buku dan siap untuk menjadi bacaan bagi anak-anak Wakatobi. Di acara ini juga, pihak panitia @ramadhanjazz bekerjasama dengan HMI untuk menggalang dana bagi korban gempa Aceh melalui penjualan gelang kemanusiaan berwarna hijau seharga sepuluh ribu rupiah. Subhanallah.


Suasana #RJF2013 hari pertama. Makin pagi, makin pecah.

Acara Ramadhan Jazz Festival 2013 ini ditayangkan secara langsung  oleh TV One dan Oase Ramadhan-Metro TV, serta masih banyak lagi media yang meliput acara ini baik media cetak maupun elektronik. Bahkan acara ini juga diminati oleh pelancong dari Malaysia serta bintang tamu yang berasal dari Malaysia.
#RJF2013 resmi ditutup dengan perform dari kolaborasi musisi jazz ternama yang diberi nama project iseng. 

Setelah itu all crew 3rd Ramadhan Jazz Festival  beramai-ramai naik ke atas  panggung untuk berfoto bersama dan dilanjutkan dengan membentuk lingkaran dengan saling berpegangan tangan untuk berdoa bersama atas kesuksesan dan kelancaran acara ini yang dipimpin oleh Mas Agus dan Almira selaku project officer  RJF 2013.

Luckily, i’ve being part of 3rd Ramadhan Jazz Festival and so proud for being volunteer socmed-team. Woohoo!  Senang rasanya bisa menjadi bagian dari acara yang insya Allah membawa berkah ini. Tambah ilmu, tambah kenalan,  serta menambah wawasan tentang musik jazz. Really a great experienced. Semoga tahun depan juga bisa ikut andil dalam #RJF2014. Aammmin.

A great activity with great people. Terimakasih untuk kesempatannya dan keseruannya di RJF tahun ini. To all crew and volunteer, you rock guys! :D

So guys, it’s really recommended for being the participant of Ramadhan Jazz Festival 2014. See you next year!

Snapshot.

Me & my partner! Yunita-Rifka-Renee.From strangers, become new comers. Lucky to met you all.

Kucel abis. Bernarsis ria di photobooth di pagi buta. Yihaa!

#RJF2013 Day 2. Putih! Hihi dresscode-ya anak socmed.


PS: foto yang cantik2nya masih ada di Rifka hihi, i'll re-post it soon!

Regards, 
Ifa
Powered by Blogger.